Besok adalah hari pertama Michiko masuk sekolah. Masuk Sekolah Dasar, bertemu dengan teman-teman, guru-guru, dan lingkungan sekolah yang baru. Tak sesemangat seperti Mamanya, Michiko tampak enggan pergi ke sekolah. Ada kecemasan dan ketakutan yang terlihat dari percakapannya ketika berdiskusi denganku tadi.
"Horeee, besok Michiko masuk sekolah. Nggak sabar Mama ingin melihat Michiko pakai seragam SD dan bertemu teman-teman baru,"Â kataku dengan semangat.
"Michiko memakai baju merah putih, memakai topi, dan dasi. Michiko pasti terlihat sudah besar dan cantik,"Â aku menggendong Michiko dan menguncang-guncang tubuhnya. Memperlakukannya seperti bayi kecilku. Anak bungsuku telah masuk Sekolah Dasar !
"Jadi besok masuk sekolah ya, Ma? Coba Mama cek lagi..salah tanggalnya nggak, Ma!" saran Michiko padaku.
"Enggak sayang, bener besok Michiko sekolah. Wah ketemu temen-temen baru dan guru-guru baru" kataku lagi.
Michiko diam saja, tampak sedih dan tak bersemangat, kucoba mendekatinya dan mencari tau.
"Michiko kenapa? Nggak suka di SD itu ya? Nanti kalau badan Michiko sudah besar, baru Mama pindahkan ke SD Kakak yang di dalam kota. Sekarang SD yang di dalam komplek dulu aja ya " tanyaku dengan sok tau.
"Bukan Ma, bukan itu! Bukan masalah bangunan dan letak sekolahnya. Tapi.. aku takut sekolah, Ma. Aku takut sekali. Mama harus tungguin aku!" kata Michiko dengan sedih. Menatapku lalu memelukku dengan erat.
"Mama harus anterin dan tungguin aku. Dan bukan mbak yang anter aku ke sekolah!"
"Iya, Mama yang anter. Mama akan tungguin sampai Michiko berani sekolah sendiri. Mama akan temenin Michiko kenalan dengan bu guru, kenalan dengan teman-teman baru, mencari kelasnya, dan mencari teman sebangkunya,"Â kubelai rambutnya dan memeluknya lebih erat.
"Mama harus janji nemenin aku selama 3 hari berturut-turut. Mama nggak boleh pergi dan tungguin aku di depan pintu ya, Ma? Atau mama boleh duduk di kantin tapi Mama harus sering-sering ngitipin aku lewat jendela ya, Ma?" pinta Michiko padaku.