Yang lalu bergulir
memutus kenang-kenangan.
Membumi
kembali ke realita.
Angan cuma sekedar mimpi
yang menipis menjadi hambar.
Penantian panjang
membosankan, menyebalkan.
Walau lalu tertepis sibuk
dan seorang teman yang menemani di sela sendu
(Aku bersyukur untuknya).
Sebait lagu ke kamu.
Sebaris puisi ke kamu.
Lalu kutak mampu lari
meski cuma berbekal bayang.
Kamu kejam!
Merajamku dalam damba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H