Mohon tunggu...
Neno Wasian
Neno Wasian Mohon Tunggu... Freelancer - Bloggers

Bloggers dan Penggiat Energi Terbarukan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mana yang Lebih Baik, Fosil atau Surya

25 Mei 2020   17:12 Diperbarui: 25 Mei 2020   17:11 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membandingkan kedua hal ini sepertinya sudah tampak kuno, karena jelas sekali Energi terbarukan seperti energi matahari menang di banyak aspek. namun kenapa pembahasan ini masih menarik? Mungkin karena sekedar keinginan penulis saja untuk mengingatkan kembali saja mana yang lebih baik: Fosil atau surya?

Ketersediaan: Secara Ekonomi Sedikit Lebih Menguntungkan Dibanding Berlebih

Pada zaman modern sekarang ini, asupan energi adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Karena dengan pengolahan sumber energi yang tepat, energi listrik dapat dihasilkan untuk menggerakkan seluruh teknologi yang ada. Terutama kebutuhan aktivitas harian manusia modern tidak dapat dilepaskan dari penggunaan energi listrik.

Permasalahan klise yang muncul, dan terus diutarakan tanpa solusi yang nyata, adalah ketersediaan sumber energi tersebut sudah kian menipis jumlahnya. Karena penggunaan energi tidak terbarukan dari fosil, seperti gas alam, minyak bumi, batu bara, telah digunakan ratusan tahun, sehingga ketersediaannya mulai habis. Disisi lain suplai perubahan bahan alam menjadi sumber daya fosil membutuhkan jutaan tahun untuk terwujud. Jadi bisa dilihat ketidakseimbangan dalam supply dan demand. Dongeng Realita ini sudah terlihat dampaknya terhadap ketersediaan energi tahun belakangan ini.

Jika dilakukan perbandingan dengan energi surya yang dari jutaan tahun yang lalu tetap sama menghasilkan cahaya dan radiasinya. Tentu saja menarik mengetahui energi matahari juga tetap akan tersedia sekitar jutaan tahun yang akan datang, selama belum ada yang melakukan klaim secara ekonomi. 

Dampak Berbahaya yang Ditimbulkan

Bahan bakar fosil akan menghasilkan dampak yang berbahaya bagi keadaan bumi. Hal ini karena bahan bakar fosil menghasilkan karbon dioksida yang akan menguap dan terikat di atmosfer. Kondisi ini akan menimbulkan efek rumah kaca yang bisa membuat kondisi bumi sangatlah panas. Kondisi ini sangatlah menyakiti bumi.

Berbeda dengan energi surya yang memiliki dampak minimal terhadap bumi. Karena pengolahan yang memanfaatkan pasir, material kedua terbanyak di bumi setelah oksigen, dengan jejak karbon dalam pengolahan yang ditinggalkan sangat kecil (dibandingkan pengolahan bahan bakar fosil). 

Biaya Ekonomi 

Secara umum, fosil menang pada tahun ini. Karena harga jual fosil yang sangat murah dibandingkan harga jual komponen listrik surya. Jadi, tetaplah berharap stimulus energi setelah pandemi covid-19 akan melirik listrik surya. Selama persaingan pengolahan bahan bakar fosil terjadi, harga bahan bakar fosil dapat berubah dengan cepat sewaktu-waktu, sedang di sisi lain harga produksi panel surya cenderung melambat akibat pandemi.

Mana yang Lebih Baik : Bahan Bakar Fosil atau Energi Surya?

Tentu dari tiga poin diatas, energi surya lebih unggul di dua poin awal. Sehingga bisa dipastikan energi surya akan lebih baik. Terlebih tulisan ini cukup terlihat keberpihakannya sedari awal. Sesuai dengan misi penulisan yang lebih sebagai pengingat, sudah barang tentu penulis ingin memberikan saran untuk mulai menggunakan listrik surya sebagai pilihan sumber energi ke depannya. Selain harganya mahal cukup terjangkau, juga ada banyak solusi dalam menerapkan energi surya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun