Klaim China Atas Natuna
Insiden masuknya kapal Tirai Bambu tersebut secara jelas sudah melanggar, karena memasuki wilayah yang diakui Indonesia sebagai ZEE (Zona Exklusif Ekonomi) dan juga merupakan pelanggaran terkait IUU fishing.
Namun, Pemerintah Beijing lewat Kementerian Luar Negeri mengklaim kalau kapal nelayan dan coast guard tak melanggar kedaulatan Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan China tidak melanggar hukum internasional dan memiliki hak dan kepentingan di wilayah perairan yang disengketakan. Dasar yang dipakai Negeri Tirai Bambu mengklaim perairan Natuna yang masuk wilayah Laut China Selatan adalah sembilan garis putus-putus atau nine dash line. Nine dash line sendiri merupakan garis yang dibuat sepihak oleh China.
Panjangnya nine dash line China atas klaim hampir seluruh Laut China Selatan(LCS), membuat negara itu bersengketa secara tumpang tindih dengan wilayah ZEE negara-negara tetangga Indonesia.
Politik dan Terotori China
Upaya yang dilakukan China merupakan langkah kongkrit untuk menguasai Natuna dan Laut China Selatan yang merupakan wilayah strategis. Selain itu LCS merupakan jalur penghubung perniagaan dari Eropa ke Asia dan Amerika ke Asia dan sebaliknya, melalui wilayah perairan Negara-negara paling sedikit di 3 kawasan penting, yakni Asia Tenggara, Asia Timur dan Asia-Pasifik.
Maka, selain negara pengklaim itu, negara-negara yang terletak di sekitar Laut China Selatan tersebut, seperti Indonesia dan Singapura, bahkan Amerika Serikat (AS), berkepentingan setiap saat atas terjaganya stabilitas dan keamanan di Laut China Selatan.
Di samping itu pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia, terutama China, dan sebaliknya pertumbuhan yang menurun terus di Eropa dan AS, membuat banyak negara berupaya memperoleh kontrol atas atau memperebutkan kawasan perairan yang strategis dan dinamis itu, yakni Laut China Selatan. Termasuk Amerika Serikat sangat berkeinginan menguasai control dan pengaruh atas wilayah Laut China Selatan yang dinilai sangat strategis dan membawa manfaat ekonomis yang sangat besar bagi suatu Negara adidaya.
Karenanya China terus berupaya melakukan langkah-langkah politik dalam upaya mengeser kedudukan Amerika Srikat sebagai Negara adidaya.Â
Salah satu fakta yang kita ketahui kini China  merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan militer terkuat di dunia yang hampir dapat disejajarkan dengan Amerika Serikat dan Russia. China saat ini menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang memiliki kekuatan militer terkuat setelah Amerika Serikat dan Russia.Â
Pada tahun 2014, anggaran belanja pertahanan China meningkat 12,3% atau senilai 188 miliar USD, dan diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya (Detik News, 2015). Selain itu, kekuatan ekonomi China saat ini telah diakui negara-negara G-20 menempati urutan pertama di dunia.
Sampai detik ini di media-media jelas menggambarkan pertarungan antara China dan Amerika Serikat. Negara adidaya AS ini tidak akan tinggal diam melihat perkembangan signifikan yang dicapai oleh Pemerintah China. Karena bisa saja dengan kekutan militer yang dimiliki oleh China dan juga laju perekonomian yang sangat pesat mengakibatkan Negara adidaya tersebut memungkinkan tergeser oleh China. Sehingga AS akan terus berupaya mempertahankan hegemoninya dengan memperkuat militer dan ekonominya.
Pertarungan dua Negara ini harus kita waspadai, karena dengan sibuknya mereka dalam upaya menjadikan negaranya untuk berkuasa di dunia ini. Maka kita sebagai umat muslim juga berusaha dengan cara mengembangkan kekutan persatuan umat muslim. Dengan terus mengopinikan ketengah-tengah umat agar bersatu dan berjuang dalam penegakan Syariah Islam.