Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Kemiskinan Ekstrem di NTT [Bagian 3]

12 November 2021   10:10 Diperbarui: 20 November 2021   14:22 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemiskinan (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Di bidang pertanian, fakta menunjukkan bahwa NTT bisa menghasilkan produk pertanian yang unggul secara kualitas dan kuantitatif. Seperti jeruk Soe, kelor, gula Sabu dan Rote, mente dan kopi dari Flores, pisang, singkong, jagung, bawang putih, bawang merah, wortel, madu dan sebagainya yang secara kualitas masih jauh dari sentuhan pupuk dan pestisida kimia.

Menariknya masyarakat NTT mandiri dalam bertani seperti bibit yang tidak perlu dibeli dari luar NTT karena kearifan lokal sudah mengajarkan untuk menyiapkan benih untuk siklus bertani berikutnya.

Iklim dan lingkungan yang panas mendukung hal itu, itulah mengapa produk buah dan makanan dari NTT memiliki kualitas dan cita rasa yang berbeda.

Akan tetapi, pemerintah dan masyarakat terjebak dalam impor benih, impor pupuk dan sebagainya untuk menghasilkan produk yang dijanjikan akan lebih baik. Padahal, pada kenyataannya masyarakat kehilangan benih lokal yang unik dan berkualitas itu.

Pemerintah cenderung mendatang bibit jagung hibrida yang sejatinya tidak bisa dibudidayakan di NTT. Bisa, tetapi masyarakat tidak akan pernah mandiri bibit.

Masyarakat akan beli, beli dan beli. Bukankah ini akan memicu kemiskinan? Karena masyarakat kehilangan kemampuan mempertahankan makanan toh nanti beli lagi.

Pemerintah cenderung mendatang pupuk. Dalam artikel Ironi Kepunahan Jeruk Soe, penulis menyangkan penggunaan pupuk pada jeruk keprok Soe dan apel Soe yang hampir mengalami kepunahan masal.

Padahal ketika jeruk dan apel tumbuh di Soe dan menjadi primadona orang Soe, tidak ada setetes pupuk kimia yang membantu hidupnya, semua terjadi secara alamiah.

Karena itu, di bidang pertanian, pemerintah harus mengupayakan mandiri benih lokal yang sudah beradaptasi dengan iklim oleh setiap masyarakat dan pemerintah harus berani menghentikan impor dan penggunaan pupuk kimia untuk tanaman-tanaman lokal.

Keempat, Bidang Peternakan

NTT dikenal sebagai Provinsi Nusa Ternak Terbaik. Karena itu, NTT merupakan salah satu wilayah produsen sapi potong yang berkontribusi dalam  memenuhi kebutuhan daging sapi nasional terutama wilayah Jabodetabek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun