Kemudian pelayat pun menjawab dengan natoni pula. Biasanya, jubir dari pelayat akan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada keluarga duka yang tidak memilih diam dengan duka yang dialami. Jubir juga menyampaikan kebesaran hatinya menerima ajakan kulut alakit mat kaet alakit untuk tetap bersama-sama hingga upacara pemakaman.
Tetapi inti dari ritual ini adalah keluarga yang berduka maupun keluarga yang melayat memahami bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa iman yang tidak perlu ditangisi berkepanjangan. Artinya ketika menghapus air mata pelayat, kesedihan seharusnya diakhiri dan mengikhlaskan kepergian orang yang telah meninggal dunia.
Dalam ritual noes nu ini uang dalam oko mama akan menjadi saksi bisu. Saat ini uang yang digunakan adalah uang kertas pecahan seribu, dua ribu, lima ribu atau sepuluh ribu sebagai simbol penghargaan dan perjanjian antara kedua belah pihak. Umumnya uang dari keluarga duka dimaknai sebagai penghapus air mata pelayat.
Namun, ada yang menggunakan kain tenunan dalam bentuk selendang, sarung maupun selimut untuk menghapus air mata pelayat. Biasanya, selendang atau selimut diberikan kepada orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Misalnya atoin amaf atau peut uf bon uf.
Kain tenunan tersebut bukan sekedar menghapus air mata tetapi sebagai bentuk ikatan kepada atoin amaf atau peut uf bon uf untuk tetap bersama keluarga duka hingga pemakaman jenazah. Lagipula, beberapa tahapan ritual masih membutuhkan kehadiran atoin amaf seperti tradisi kusa nakaf.
Timor Tengah Selatan, 15 Januari 2021
Neno Anderias Salukh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H