Oleh karena itu, PSI yang dihuni oleh kaum muda menyiapkan Giring Nidji sebagai figur alternatif jika kemudian dalam kontestasi pilpres 2024 tidak menghadirkan kader yang diinginkan kaum muda.
Ini adalah salah satu langkah strategis PSI untuk menyelamatkan potensi pemilihan kader Asal Bapak Senang (ABS) oleh partai-partai politik yang dianggap hadir di Indonesia hanya untuk kepentingan segelintir orang.
Dengan meningkatnya pemilih cerdas di negeri ini, pemilihan kader ABS ini dengan sendirinya akan kalah dalam pertempuran jika lawannya adalah figur yang lebih baik.Â
Selain itu, tren pemimpin dari kalangan milenial yang semakin hari semakin menguat di dunia menjadi kekuatan PSI untuk mewujudkan keinginan kaum muda.
Meski demikian, peluang Giring masih buntu dengan aturan Presidential Threshold. Saat ini, sesuai dengan hasil perolehan suara pada pemilu 2019, tidak ada partai politik yang memenuhi syarat pencalonan presiden karena tidak ada yang memperoleh suara sebanyak 20 persen.
Sementara suara yang diperoleh PSI tidak memenuhi syarat Parlementeri Threshold. Kecuali Giring dan PSI bekerja ekstra untuk meraup dukungan dari beberapa partai politik untuk membentuk koalisi. Meski demikian, kemungkinan ini mustahil terjadi karena PSI selalu menjadi oposisi partai-partai yang lain. Belum lagi, tidak sedikit partai yang sudah menyiapkan figur-figur mereka untuk Pilpres 2024.
Peluang Giring Nidji akan semakin besar jika kemudian wacana Presidential Threshold diturunkan menjadi nol persen seperti yang pernah diusulkan oleh Fadli Zon.
Apakah Presidential Threshold diturunkan dan membuka jalan bagi Giring Nidji ke pilpres 2024? Mari kita menyimak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H