Harus diakui bahwa sektor pertanian turut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dilansir dari Katadata, berdasarkan data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian hanya kalah dari sektor industri.Â
Struktur PDB sektor pertanian sebesar 13,45 persen sedangkan sektor industri 19,62 persen pada kuartal III tahun 2019. Angka ini juga menunjukkan bahwa dalam empat tahun terakhir terjadi pertumbuhan PDB yang sangat luar biasa dan patut diapresiasi.
Akan tetapi, kita tidak bisa berbangga dengan pencapaian tersebut dan melupakan hal-hal fundamental yang lain. Jika kita menengok sejarah, angka tersebut menurun drastis. Tercatat sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2018, kontribusi pertanian terhadap PDB menurun drastis dari 22,09 persen menjadi 13 persen.Â
Bahkan, serapan tenaga kerja untuk sektor pertanian juga menurun tajam dari 55,3 persen menjadi 31 persen pada periode yang sama (CNBC Indonesia, 14 November 2019).
Padahal, potensi alam Indonesia sangat diunggulkan di bidang pertanian yang tidak dimiliki oleh negara lain. Misalnya iklim tropis yang sangat mendukung pertumbuhan komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kedelai termasuk komoditas yang lain seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah.
Selain itu, Indonesia yang dijuluki sebagai negara mega biodiversity menempati urutan pertama keanekaragaman hayati laut dan menempati urutan kedua keanekaragaman hayati darat. Juga, bukan sebuah rahasia jika kondisi lahan di Indonesia termasuk lahan yang sangat subur.
Bermodalkan potensi alam demikian, seharusnya Indonesia mengungguli negara-negara yang lain dalam hal ekspor hasil pertanian atau setidaknya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri yang berpengaruh pada pencegahan impor hasil pertanian yang semakin hari semakin membludak. Bahkan mungkin, kontribusi PDB-nya bisa melampaui sektor industri.
Bukan rahasia lagi jika masalah pertanian indonesia adalah regenerasi petani. Jumlah petani semakin hari semakin menurun yang menunjukkan bahwa ada masalah dalam regenerasi petani.Â
Berdasarkan data BPS terbaru, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terhitung dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, pekerja di sektor pertanian berkurang sebanyak 6 persen dari angka 33 persen ke 27 persen sedangkan dari tahun 2018 ke 2019 saja berkurang sebanyak 4 persen dari 31 persen ke 27,33 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah petani yang signifikan. Hasil survei pertanian antar sensus (SUTAS) 2018 pun menunjukkan bahwa rata-rata umur petani-petani di Indonesia berkisar dari 45 tahun ke atas.Â
Semakin usia ke atas jumlah petani semakin banyak dan sebaliknya semakin usia ke bawah jumlah petani semakin sedikit.