Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Neka Mese Ansao Mese" Melawan Covid-19

7 Mei 2020   10:30 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:44 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Bonet daerah Suku Dawan yang melambangkan kebersamaan | Sumber Gambar: Instagram Stefendynamit | instagram.com/stefendynamit

Coovid-19 bisa dikalahkan jika kita "Neka Mese Ansao Mese"

Khususnya untuk tahun ini, mulai dari perayaan Nyepi oleh umat Hindu, Paskah oleh umat Kristiani, Ramadhan oleh umat Islam hingga perayaan Waisak 2564 BE/2020 oleh umat Buddha dihimbau oleh pemerintah dan petinggi agama masing-masing untuk dilakukan dari rumah karena pandemi Covid-19.

Khususnya perayaan Waisak, Sangha Theravada Indonesia mengangkat tema "Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa". Bagi penulis, tema ini tidak hanya relevan dalam rangka menghadapi berbagai persoalan keberagaman tetapi juga relevan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dengan tidak mengurangi makna tema Waisak yang sedang dimaknai oleh saudara-saudara saya umat Budha, saya mencoba memaknainya berdasarkan filosofi persaudaraan sejati yang dianut oleh budaya saya, budaya Suku Dawan di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Filosofi Persaudaraan Sejati yang dimaksud adalah filosofi "Nekaf Mese Ansaof Mese", kadang ditulis "Neka Mese Ansao Mese" yang terdiri dari tiga kata yaitu Nekaf/Neka, Ansaof/Ansao dan Mese. Nekaf/Neka berarti Hati, Ansao/Neka berarti Dada dan Mese berarti Satu.

Secara harafiah, Neka Mese Ansao Mese berarti Satu Hati Satu Dada. Oleh karena itu, persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang bersifat sehati-sejantung, sehidup-semati, seia-sekata, sekata-seperbuatan dan sehati-sejiwa.

Filosofi ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Suku Dawan. Tumbuh kembang anak-anak diiringi dengan filosofi tersebut dengan harapan anak-anak tumbuh menjadi manusia yang benar-benar berlaku sebagai makhluk sosial.

Inilah yang menjadi alasan mengapa Suku Dawan memiliki budaya gotong royong yang sangat tinggi. Praktek gotong royong ini seringkali dijumpai dalam upacara-upacara adat perkawinan, kematian, pembersihan kebun dan sebagainya.

Oleh karena itu, pandangan ini selalu digaungkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya dalam upaya pembangunan daerah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Kupang yang merupakan basis masyarakat Suku Dawan.

Bahkan beberapa lagu daerah Suku Dawan bertema Nekaf Mese Ansaof Mese seperti Lagu Tafena Kuan Soe dan Kuan Soe (Soe adalah ibukota Kabupaten TTS) yang menghimbau seluruh masyarakat TTS, laki-laki, dan perempuan untuk satu hati membangun kabupaten TTS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun