Arteria Dahlan berkata seolah memegang kendali dan menyimpan ratus ribu aib Najwa Shihab.
Mendengar Kick and Rush, penikmat sepakbola bola pasti tidak asing dengan istilah yang identik dengan permainan Britania Raya ini. Meski Kick and Rush seakan terlupakan dalam dunia sepakbola, Kick and Rush merupakan salah satu taktik sepakbola yang pernah berkuasa.
Dilansir dari berbagai sumber, Inggris pernah mencatatkan nama di pentas dunia pada tahun 1966 dalam perebutan gelar Piala Dunia. Di partai final yang dihelat di Stadion Wembley, Inggris berhasil membungkam Jerman Barat dengan skor meyakinkan 4-2.
Di pentas Eropa, Liverpool dan Aston Villa merupakan tim Inggris yang berhasil mencatatkan nama sebagai juara dengan taktik ini. Pada tahun 1981 dan 1982, Liga Champions yang masih bernama Piala Eropa berhasil direngkuh berturut-turut oleh Liverpool dan Aston Villa.
Kick and Rush adalah teknik memainkan bola panjang. Para pemain berupaya untuk memindahkan bola dari jarak jauh ke ujung lapangan melalui tendangan melambung dengan harapan pemain depan berduel dengan pemain bertahan lawan di udara untuk merebut bola dan membuat tendangan menuju gawang.
Biasanya tendangan tersebut dilakukan oleh kiper atau pemain bertahan sedangkan pemain tengah bersiap-siap untuk menguasai bola jika bola jatuh atau terlepas dari penyerang.
Inti dari permainan Kick and Rush adalah menendang ke arah gawang dan diharapkan gol bisa tercipta setelah dua atau paling tidak tiga sampai empat sentuhan dilakukan. Gol yang tercipta dari taktik Kick and Rush sangat menyakitkan karena tidak membutuhkan waktu yang lama untuk merobek jala gawang.
Saat ini, teknik tersebut hanya bisa disaksikan jika terjadi pelanggaran. Salah satu pemain mengeksekusi bola ke kotak pinalti dan pemain lainnya siap mengkonversinya menjadi gol.
Kick and Rush yang tergerus zaman dalam dunia sepakbola, hari ini kita saksikan dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Kritik dan saran yang diibaratkan penulis seperti Kick and Rush kadang menyakitkan pemerintah tetapi uniknya, kritik tersebut hampir tidak pernah dibiarkan mubasir, kritik tersebut akan dibalas dengan kritik pula.
Baru-baru ini, Najwa Shihab bersama timnya Narasi mengunggah sebuah video kritik yang bertajuk Kepada Tuan dan Puan DPR. Dalam videonya, Najwa Shihab sebagai ikon dalam tim Narasi tak segan-segan mengkritik DPR karena beberapa hal.
Pertama, Najwa Shihab mengkritik DPR yang terkesan terburu-buru membahas beberapa RUU yang masih kontroversial seperti Omnibus Law, RUU KUHP dan beberapa RUU terkait. Menurutnya, parlemen negara yang lain berusaha memerangi Covid-19, parlemen Indonesia ngotot membahas RUU yang berpotensi menuai protes keras dari publik.
Kedua, Najwa Shihab mengkritik polemik impor jamu dari China yang belum teruji secara klinis untuk penanganan Covid-19. Dalam videonya, nama Arteria Dahlan terpampang nyata sebagai salah satu satgas yang membantah rumor yang sedang berhembus kencang ini.
Kritik yang disampaikan dengan gaya bahasa satire ala Najwa Shihab benar-benar menghujam. Pertama kali saya menonton video ini, saya merasa seperti hati saya diiris-iris ketika saya mencoba memposisikan diri sebagai Tuan dan Puan DPR.
Tetapi, itulah Kick and Rush, jika terjadi kesalahan dalam memainkan bola, tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk anda merasakan gol yang menyakitkan.
Gol yang tercipta melalui Kick and Rush seringkali terjadi karena kesalahan yang anda lakukan, melakukan pelanggaran yang berpotensi membunuh gawang anda sendiri hanya melalui dua atau tiga sentuhan.
Usaha membahas RUU ditengah Covid-19 dan polemik impor jamu China yang bisa diproduksi di Indonesia adalah kesalahan DPR yang berujung kritik publik. DPR harusnya siap menerima kritik itu meskipun sakit. Itulah konsekuensinya.
Akan tetapi, Arteria Dahlan memilih untuk membalas kritik itu dengan pola yang sama. Ia menuding Najwa Shihab melakukan provokasi dan memfitnah DPR secara institusional dan personal.
Kemudian Arteria Dahlan menuntut Najwa Shihab untuk meminta maaf kepada DPR atau DPR akan menempuh jalur hukum. Bahkan, Arteria Dahlan mengancam membongkar aib dan dosa Najwa Shihab.
"Sadarlah sebelum terlambat. Perbaiki diri. Apa perlu kita umbar ke publik aib dan dosa serta moralmu? Apa perlu jalur hukum yang akan menjadi penentu hidupmu?" Kata Arteria Dahlan dilansir dari kompas.com.
Ancaman balik dari Arteria Dahlan ini akibat rasa sakit hati. Kick and Rush dari Najwa Shihab yang berhasil menghujam gawang DPR membangkitkan amarah dan semangat Arteria Dahlan untuk melakukan Kick and Rush melawan Najwa Shihab.
Rasanya ancaman Arteria Dahlan juga menyakitkan. Publik akan bertanya-tanya, apa dosa dan aib Najwa Shihab yang diketahui oleh Arteria Dahlan?
Bola sedang berada di tangan Arteria Dahlan, tinggal menunggu gol Najwa Shihab dibatalkan atau Arteria Dahlan membalikkan keadaan. Tetapi, semuanya tergantung Najwa Shihab, apakah dia akan membiarkan Arteria Dahlan memainkan pola yang sama dan menunggu siapa yang menang?
Mari kita menyimak!
Salam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H