Hal ini membuat Donald Trump geram, mengamuk dan membentak wartawan The Washington Post yang salah mengutip pernyataan pakar medis, Robert Redfield  tentang bahaya gelombang kedua Covid-19.
Donald Trump juga menuntut Redfield melakukan klarifikasi kepada media. Dilansir dari kompas.com, Menurut pemberitaan Daily Mail, ini dilakukan Trump untuk memastikan bahwa apakah pernyataan yang disampaikan Redfield dikutip secara akurat The Washington Post atau tidak.
Kemudian Redfield mengatakan bahwa tajuk utama pada cerita The Washington Post adalah "tidak pantas". Teh Washington Post lah yang salah mengutip pernyataan Redfield.
Donald Trump geram dan berkicau sarkasme di akun twitternya bahwa CNN melakukan kesalahan dalam mengutip pernyataan Redfield.
"Direktur CDC benar-benar dikutip salah oleh Fake News @CNN pada COVID 19. Dia akan mengeluarkan pernyataan," tulis Trump di Twitter-nya.
Sarkasme ini benar-benar bermakna ganda. Jika kita melihat arti kata Fake maka kita menemukan banyak arti. Fake dalam kata benda bisa diartikan sebagai gadungan, tiruan, penipuan, penipu, Â kelancungan dan pemalsuan. Sedangkan Fake dalam kata kerja berarti memalsukan, menipu, menirukan, mendayakan, mendata, berbuat seakan-akan.
Jadi, sarkasme sebelumnya tentang pertanyaan Donald Trump kepada wartawan bahwa apakah disinfektan bisa disuntikkan kepada pasien hanya untuk menguji kemampuan wartawan bahwa wartawan hanya mampu melihat tetapi tidak mengetahui tentang hal tersebut. Ini ditujukan kepada perbuatan wartawan yang menulis berita seakan-akan melihat kejadian padahal hanya melihat berita yang diterbitkan oleh media yang lain.
Salam!!!
Sumber berita: Satu; Dua; Tiga; Empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H