TVRI, Jati diri Indonesia sangat luas untuk dikenal karena Indonesia adalah Dari Sabang Sampai Merauke dan Dari Miangas Sampai Rote.
Kisruh siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) akibat polemik pemecatan Direktur Utama (Dirut) Helmy Yahya sejak Desember 2019 menjadi topik hangat hingga saat ini. Pro-kontra datang dari berbagai kalangan.
Mereka yang mendukung Helmy Yahya untuk tetap mengelola TVRI menganggap pemecatan Helmy Yahya oleh dewan pengawas tidak substansial atau tak berdasar, apa lagi para pecinta sepakbola liga Inggris yang disebut sebagai pemicu pemecatan Helmy Yahya.
Disisi lain, pelan-pelan dewan pengawas terus memperoleh dukungan setelah ia membeberkan keinginannya untuk mengembalikan identitas TVRI yang sebagai stasiun televisi milik pemerintah.
Artinya bahwa TVRI harus menampilkan tayangan-tayangan yang bersifat edukatif, menampilkan jati diri bangsa dan menjadi media pemersatu bangsa. Discovery Channel dan Liga Inggris yang dianggap bukan jati diri bangsa ditiadakan atau paling tidak dikesampingkan.
Terlepas dari polemik pemecatan Helmy Yahya, keinginan dewan pengawas adalah sesuatu yang mulia sehingga perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Lalu, pertanyaannya adalah tayangan-tayangan seperti apa yang bersifat edukatif dan menampilkan jati diri atau setidaknya menjadi media yang mempersatukan bangsa Indonesia yang penuh corak ini?
Jati diri bangsa adalah hal-hal yang ada di dalam bangsa kita, dengan meliputi kearifan lokal, budaya, kesenian, bahasa dan sebagainya. Jati diri bangsa adalah segala sesuatu tentang bangsa tanpa terkecuali.
TVRI perlu mengenal jati diri bangsa Indonesia bahwa Indonesia bukan hanya Jawa, atau Sumatera, atau Kalimantan, atau Papua tetapi Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Rote Sampai Miangas.
Ribuan suku, agama dan ras tersebar di 17.504 pulau dengan budaya, kesenian dan adat istiadatnya masing-masing. Wayang dari Jawa, Tari Saman dari Aceh, Tari Kecak dari Bali, Pasola dari Sumba dan masih banyak lagi.