Dia yang bukan saudaramu dalam iman, adalah bagian tubuhmu yang lain dalam filosofi sesama menurut Suku Dawan (Timor)
-Neno Anderias Salukh
Memang benar, Indonesia masih bergulat dengan isu nasionalisme dan keberagaman. Indonesia hanya dewasa secara umur tapi masih kanak-kanak dalam keberagaman. Akhir-akhir ini ucapan Selamat Hari Natal menjadi topik hangat di kalangan Muslim. Akan tetapi, ditengah polemik tersebut, beberapa orang Muslim yang saya kenal mengucapkan Selamat Hari Natal kepada umat Kristiani.
Kakak Siti Hadjar, seorang penulis fiksi budaya yang juga merupakan seorang kompasioner mengucapkan Selamat Hari Natal. Kakak Ajhar Jowe, Ketua Pemuda Ansor Kota Kupang pun demikian. Pak Ajinata, kompasioner dengan tulisan-tulisan politik yang kece dan Mbak Leya Cattleya, kompasioner dengan opini-opini yang sangat kritis tentang isu-isu sosial juga mengucapkan dengan cara mereka sendiri.
Dan masih banyak kompasioner dan teman-teman lainnya yang saya tidak sebutkan satu-persatu. Jujur, saya terharu. Membaca kalimat tulus yang saya yakin keluar dari lubuk hati mereka yang paling dalam. Jika Andmes Kamaleng tidak punya bunga dan harta untuk membuktikan cintanya yang luar biasa, saya juga tidak punya bunga, harta atau sesuatu yang bisa saya berikan sebagai ungkapan rasa kebanggaan saya selain ucapan Terima Kasih. You are my family.
Saya juga berikan apresiasi kepada Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) yang bersepakat mengusung tema "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang"Â (Yoh 15: 14-15) sebagai Tema Natal 2019.
Biasanya, pesan dan kesan natal didasarkan pada tema yang ada. Oleh karena itu, sebagai seorang Kristen yang merayakan natal, izinkan saya menyampaikan kesan dan pesan natal 2019 melalui tulisan ini berdasarkan Ucapan Selamat Natal dari saudara-saudara Muslim dan tema natal tersebut.
Kata yang paling penting dalam frasa tema natal tersebut adalah "sahabat". Biasanya orang-orang mengartikan sahabat sebagai orang yang selalu ada disetiap suka dan duka. Ada di saat kita membutuhkan. Bahkan, dalam kondisi yang pahit pun ia tidak meninggalkan kita. Itulah sahabat.
Ada yang mengatakan bahwa sahabat adalah orang yang menyelamatkan kita dari neraka yang bernama kesepian. Sahabat yang bisa mendengar, mengerti dan memahami perasaan kita. Bahkan, sahabat seolah-olah menjadi tong sampah curahan hati kita.
Dalam definisi ilmiahnya, sahabat diartikan sebagai orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang tidak akan merugikan atau menyakiti kita.
Karena itu, tidak sedikit orang sepakat dengan frasa ini: "Lebih baik memiliki satu orang sahabat daripada banyak teman yang tidak setia bahkan lebih baik daripada tinggal serumah dengan orang yang suka bertengkar."