Racun Arsenik pembunuh Munir, sepertinya meracuni pikiran orang-orang penting di PT Garuda Indonesia. Tak heran, skandal demi skandal terus terjadi.
Bersikap tegas, Erick Thohir mencopot  I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau Ari Ashkara (AA) dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia. Bukan tanpa alasan, AA menggunakan jabatannya sebagai Dirut untuk menyelundupkan beberapa barang keinginannya.
Terungkapnya kasus ini berawal dari laporan manifest Pesawat Garuda yang mendarat di hanggar PT GMF di kawasan Bandara Soekarno-Hatta bahwa tidak ada cargo.Â
Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan pada lambung pesawat ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 15 koli yang keseluruhannya memiliki claim tag sebagai bagasi penumpang.
Kecurigaan mulai timbul dan pemeriksaan dilakukan. Dalam pemeriksaan tersebut, ditemukan onderdil motor Harley Davidson atas nama SAW dalam 15 kopi dan 3 kotak lainnya dengan claim tag LS berisi 2 sepeda merek Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda tersebut.
Setelah ditindaklanjuti, AA diduga terlibat dalam kasus penyelundupan onderdil motor Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton tersebut.
Dugaan tersebut semakin kuat setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa AA telah melakukan instruksi untuk mencari motor Harley Davidson klasik tahun 1972 sejak tahun 2018 lalu.
Ironisnya, menurut Erick Thohir, skandal yang berpotensi merugikan negara sebesar Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar ini melibatkan banyak pihak di tubuh Garuda.
"Ini menyedihkan. Ini proses menyeluruh di BUMN, bukan individu, tapi menyeluruh. Ini Ibu (Sri Mulyani) pasti sangat sedih," ujar dia.
Kasus penyelundupan ini memperpanjang daftar skandal yang terjadi di tubuh Garuda. Pada 7 September 2004, Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib meninggal di dalam penerbangan Garuda Indonesia GA-974 Jakarta-Amsterdam yang transit di Singapura.Â