Berdiri dikritik, duduk dikritik, tidur pun dikritik. Itulah Awkarin
Mangga juga buah dan tetaplah buah meskipun ada buah yang memiliki nilai gizi lebih dari mangga. Menolong seorang lelaki tua menyebrang jalan raya tetaplah perbuatan baik meskipun ada perbuatan baik lainnya yang memiliki nilai kemanusiaan lebih dari itu.
Saya tidak bisa menyamakan Mother Teresa yang menolong orang-orang Calcutta dengan Boaz Solossa yang susah payah mengharumkan nama Indonesia dengan kedua kakinya. Saya pun tidak bisa menyamakan Abraham Lincoln yang membebaskan Amerika Serikat dari perbudakan dan perang saudara dengan seorang anak kecil yang setiap hari merawat kedua orangtuanya yang terbaring lemah di rumah sakit untuk membebaskan mereka dari penyakit.
Namun, kadang kala tetangga saya membandingkan anaknya yang menyelesaikan studi S1 tepat 8 semester dengan saya yang menyelesaikan S1 dalam jangka waktu 10 semester.
Tak jarang juga saya menemukan beberapa orang membandingkan teman saya yang jago memasak segala jenis makanan dibandingkan dengan saya yang hanya bisa memasak nasi.
Membandingkan boleh, menjelekkan jangan. Tapi, seringkali akibat dari membandingkan adalah memuji salah satu dan menjelekkan yang lainnya.
Sungguh! Ini pikiran yang absurd. Memuji sesuatu yang dinilai sepihak lebih baik dan menjelekkan sesuatu yang juga dinilai sepihak lebih jelek.
Awkarin, si cantik yang mendadak dikritik. Pasalnya, akhir-akhir ini rajin melakukan kegiatan sosial dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya dikenal dengan artis yang sering viral melalui video-video curhatnya.
Sepertinya Awkarin berusaha move dari perilaku lamanya yang tidak memiliki dampak dan ingin melakukan hal-hal yang berdampak seperti membantu korban gempa, memberi ribuan nasi kotak kepada para mahasiswa yang berdemo, hingga terjun langsung bertemu korban kabut asap.
Awkarin juga pernah mengajak anak muda untuk bersih-bersih sampah. Namun sepertinya ada yang tidak menyukai apa yang dilakukan oleh selebgram bernama lengkap Karin Novilda ini.
Puncaknya, ketika ia memberi donasi kepada pengemudi ojol yang tertimpa musibah beruntun. Mendapat orderan fiktif dan kehilangan motornya.