Kini, pemerintah yang secara perlahan-lahan membendung radikalisme dan terorisme di Indonesia menemui jalan terjal setelah Wiranto diserang. Sepertinya ada upaya penyerangan terhadap pemerintah untuk memuluskan upaya mereka.
Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menjadi orang pertama yang diserang. Ini adalah upaya yang tidak boleh dianggap sepele oleh pemerintah.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting yang sangat berharga karena mereka sudah masuk dalam pemerintahan. Bagi mereka, posisi-posisi penting seperti jabatan Wiranto adalah tembok yang seharusnya dirubuhkan terlebih dahulu.
Ya, beberapa kasus aparat kepolisian dan TNI yang juga terpapar radikalisme adalah bukti bahwa kita membutuhkan pemerintah yang memiliki rasa nasionalisme yang kuat untuk mengkoordinir keamanan di Indonesia termasuk menindak secaraa tegas para pelaku radikalisme.
Peristiwa penusukan benda tajam terhadap Wiranto saatnya negara tidak boleh kompromi lagi dengan segala bentuk paham yang berbau radikalisme dan terorisme.
Berkaca dari pembubaran HTI, pemerintah harus mementingkan kepentingan bangsa bukan kepentingan golongan atau kelompok yang masih mempertimbangkan undang-undang dan prosedur yang hanya menghambat upaya pemberantasan radikalisme.
Ataukah kita menunggu Polri-TNI diserang? Presiden diserang? Semua lembaga hukum dan keamanan diserang? Lalu kita hanya menggigit jari karena Pancasila telah diruntuhkan?
Katakan tidak pada radikalisme. Jika para penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan tersebut maka kita semua, pemerintah dan masyarakat yang menganut paham Pancasila harus radikal seperti mereka, memiliki tujuan yang jelas dan yakin membasmi mereka dari bumi Indonesia.
Jika penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar dalam mewujudkan tujuannya maka kita juga harus memiliki kesetiaan pada negara Indonesia untuk mewujudkan negara yang bebas dari paham radikalisme dan terorisme.
Saatnya radikalisme dan terorisme harus dibasmi.
Salam NKRI harga mati!