Kekalahan ini menuai kritik, fans menuntut manajemen Madrid untuk memecat Zidane. Isu ini semakin menguat ketika nama Xabi Alonso dan Jose Mourinho disebut akan menggantikan posisi Zidane.
Zidane pun sudah mengetahui posisinya yang sedang dalam keadaan tidak aman. Bahkan, ia sudah siap dipecat oleh Madrid jika harus dilakukan.
"Saya tidak merasa diragukan, justru sebaliknya. Jika tidak, sebaiknya saya pergi,"Â tegas Zidane.
Madrid memang memiliki banyak masalah dalam permainan. Tidak ada pertandingan yang memuaskan, justru semuanya berakhir dengan kekecewaan meskipun menang. Masalah-masalah permainan Madrid adalah sebagai berikut:
Pertama, Intensitas permainan yang menurun drastis.
Masa kejayaan Zidane selama tiga periode bersama Madrid, sulit untuk kita melihat Madrid memainkan permainan dengan intensitas yang rendah bahkan sudah menjadi identitas permainan Madrid. Akan tetapi, kepergian dan kembalinya Zidane ke Real Madrid, identitas ini hampir tidak pernah terlihat lagi.
Terakhir kali dapat disaksikan ketika Madrid menelan kekalahan dari PSG. Pasukan Thomas Tuchel lebih banyak berlari, lebih menekan, dan berduel lebih tangguh daripada Madrid.
Kedua, Lini tengah Madrid kehilangan peran.
Sulit melihat Trio Modric, Casemiro dan Kroos kehilangan bola di setiap pertandingan. Namun, sejak musim lalu, Modric dan Kroos yang dinilai sebagai playmaker kelas dunia tampil mengecewakan, selalu kehilangan bola dan kalah duel dengan lawan yang tidak selevel dengan mereka.
Ketiga, Totalitas permainan yang masih kurang.
Sudah beberapa kali Madrid lengah di babak kedua, Madrid seolah-olah tak mampu melaju hingga 90 menit. Dibuktikan dalam pertandingan melawan Levante.