Di Pulau Sumba, terdapat sebuah Taman Baca Masyarakat (TBM) dan Kelompok Belajar (KB) yang bergerak dalam dunia literasi untuk memerangi angka buta huruf di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Taman Baca Masyarakat dan Kelompok Belajar yang diberi nama Dyatame ini didirikan oleh Empri Magi pada tanggal 27 April 2017 di Desa Mareda Kalada, Kecamatan Wewewa Timur.
Baca: Empri Magi, Aktivis Literasi dan Pejuang Pendidikan NTT
Dyatame bergerak menjadi saluran berkat bagi masyarakat Sumba, terlebih khusus anak-anak. Dyatame membantu anak-anak desa mendalami materi pelajaran yang kurang di mengerti saat jam pelajaran sekolah, serta sebagai wadah untuk belajar berbagai hal baru selain pelajaran formal di sekolah.
Meski perjalanan awal Dyatame penuh onak dan duri. Kini, Dyatame menjelma sebagai sebuah wadah atau jembatan generasi baru SBD meraih mimpi-mimpi mereka.
Dyatame berhasil mematahkan pola pikir orang Sumba tentang pendidikan. Awalnya mayoritas masyarakat Sumba khususnya SBD yang berpikir bahwa sekolah itu hanya menghabiskan waktu dan biaya, mereka sadar bahwa pengorbanan itu akan berbuah manis.
Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.-Aristoteles (Filsuf Yunani)
Di suatu hari, salah satu laskar Dyatame membingungkan ayahnya dengan berkata-kata Bahasa Inggris.
"Mon Dad, good evening i'm home", kata si bocah itu.
Sebagai laki-laki yang hanya mengenyam pendidikan sebatas sekolah dasar, ia tidak mengerti apa yang dikatakan anaknya. Keesokan harinya, ayah dari si bocah ini mendatangi Empri dan mengucapkan terima kasih karena anaknya berbeda jauh dengannya.
Rupanya, bagi Empri, kalimat ini merupakan sebuah magic yang mempengaruhi perilaku ayahnya. Mulai saat itu, ayahnya bekerja keras sebagai tukang ojek untuk mengumpulkan rupiah bagi anak-anaknya untuk sekolah.