"Ada dua kementerian baru dalam perubahan nomenklatur kementerian. Pembentukan kementerian baru tersebut tidak serta merta dibentuk tetapi dengan alasan yang tepat"
Presiden Jokowi berencana melakukan perubahan nomenklatur di kabinet kerja jilid II-nya bersama Ma'ruf Amin. Ia berencana merge dua kementerian dan membentuk dua kementerian baru.
"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang.
Perubahan nomenklatur tidak serta merta dilakukan demi kepentingan politik tetapi dilakukan dengan alasan yang tepat demi kepentingan bangsa dan negara terutama kesejahteraan rakyat.
Perkembangan dunia yang begitu pesat memaksa kita untuk hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu, era industri 4.0 harus direspon untuk bersaing dengan orang lain dan negara-negara yang lain.
Setiap negara wajib menaklukkan dunia di setiap era agar bisa beradaptasi dengan persaingan dunia. Kita tidak bisa pungkiri jika suatu saat Indonesia mengalami perang dagang seperti China dan Amerika.
Oleh karena itu, negara harus kuat di segala lini atau dengan kata lain harus mandiri. Stop impor bahan makanan pangan dan lain sebagainya.
Menurut Jokowi, pembentukan kementerian baru adalah untuk merespon perkembangan dunia yang begitu cepat. Adapun kementerian baru adalah Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.
Jokowi berani membentuk Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif adalah untuk membantu mencapai visi dan misinya. Ya, dalam Pidatonya di acara Visi Indonesia, Jokowi bertekad untuk fokus dalam membangun ekonomi Indonesia.