Di Jawa, Jika listrik padam maka Dirut PLN dimarahi oleh Jokowi tetapi di Timur, jika listrik padam maka bapak dimarahi mama karena tidak siap lilin.
"Sudah tahu biasa listrik padam tapi tidak beli lilin"Â kata mama.
Wajar jika Jokowi marah kepada direktur PLN yang dinilai tidak ada contingensy plan dalam menghadapi kasus seperti ini. Bahkan, kementerian akan menyiapkan kompensasi untuk menggantikan kerugian pelanggan.
Jokowi marah? Tidak salah. Ada kompensasi untuk menggantikan kerugian pelanggan? Tidak salah.
Karena memang pemadaman listrik mengakibatkan kerugian yang sangat besar dibandingkan dengan pemadaman listrik di wilayah Indonesia Timur yang hanya merugikan negara sebesar seribu rupiah yaitu dua koin 500 rupiah untuk tutup telinga.
Di Indonesia Timur, listrik padam berhari-hari itu biasa toh minggu atau bulan berikutnya pasti menyala. Siapa yang marah? Tidak ada. Pelanggan hanya diam menunggu kapan kembali normal. Bahkan, pelanggan tidak menuntut kompensasi karena kerugian.
Sejak kapan Jokowi marah karena listrik di NTT padam? Atau di Papua padam? Jangankan marah, tanya saja mengapa mati belum pernah. Ataukah mungkin masih meminimalisir kerugian negara dengan dua koin 500?
Bukan hanya listrik, air minum di ratusan pedalaman susah diperoleh tapi mereka masih berjuang mencari air demi bertahan hidup. Siapa yang liput? Siapa yang marah?
Baca: Jalan Panjang Mencari Air di Desa Mauleum NTT
Pernahkah kementrian PUPR dimarahi? Pernahkah Jokowi memarahi kepala desa yang dipercaya mengelola uang sebesar 1 miliyar lebih?
Atau mungkin pernah dimarahi tapi saya yang tidak pernah membaca beritanya?