Meski dipenjara dan kini ia tidak menjabat suatu jabatan pun, penghargaan masih terus menghampiri dirinya! Mengapa?
Untuk setiap tahunnya, Biro Oktroi Rooseno menyediakan sebuah penghargaan kepada seseorang yang dinilai memberi sebuah inspirasi bagi banyak orang khususnya masyarakat Indonesia.
Tahun ini akan menjadi tahun IX pemberian penghargaan yang disebut sebagai Rooseno Awards. Untuk menentukan peraih penghargaan, Biro Oktroi Rooseno memilih Prof. Syafi'i Ma'arif, Prof. Franz Magnis Suseno, Prof. Emil Salim, Prof. Saparinah Sadli, Dra. Henny Sitepu, Gunawan Moehammad dan Daniel Dhakidae, Ph.D sebagai tim penilai.
Selain itu, narasumber dalam penentuan pemenang Rooseno Awards IX ini adalah Drs. H. Djarot Saiful Hidayat dan Mas Achmad Santosa, S.H, LLM.
Setelah melalui proses penilaian yang sungguh-sungguh, tim penilai dan Biro Oktroi Rooseno sepakat menetapkan Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok sebagai penerima Rooseno Awards IX.
Penghargaan ini diberikan karena Ahok dinilai sebagai tokoh yang memiliki Etos Kerja dan Integritas paling baik yang bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk bangsa Indonesia.
Menurut Jack Welch, dalam bukunya yang berjudul "Winning" bahwa integritas  adalah sebuah kata yang kabur atau tidak jelas. Namun menurutnya, Orang-orang yang memiliki integritas adalah mereka yang mengatakan kebenaran dan memegang kata-kata mereka. Selain itu, mereka bertanggung-jawab atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu, mengakui  kesalahan mereka dan mengoreksinya.
Ya, itulah Ahok. Ahok dikenal sebagai salah satu pejabat paling jujur. Ia mengatakan tidak pada korupsi dan ia memegang kata-katanya tersebut. Selama memimpin Jakarta, ia pernah dituduh menggelapkan dana terkait pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras. Akan tetapi, kebenaran tetaplah kebenaran, tidak ada bukti yang ditemukan bahwa Ahok benar-benar Korupsi.
Salah satu hal yang menarik dari Ahok adalah ketika ia dilaporkan terkait penistaan agama, Ahok yang sebenarnya merupakan korban editing video dari Buni Yani, Ahok menyampaikan permohonan maafnya dan mengakui kesalahannya jika itu dianggap salah.Â
Ahok tidak membela diri bahwa ia tidak melakukan hal tersebut, ia hanya memberitahu bahwa ia tidak memiliki niat menistakan agama manapun. Bahkan, Ahok meneteskan air mata di saat ia diberi kesempatan untuk menyampaikan beberapa pesan setelah ia resmi divonis masuk penjara.