Menarik, Karunia Alexander Muskitta saat bersaksi untuk terdakwa Kenneth dan Eddy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, ia mengatakan bahwa uang Rp.20 juta yang diduga dana suap dipersiapkan untuk kado pernikahan anak Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel, Wisnu Kuncoro.
Pemberian uang melalui Karunia Alexander Muskitta dengan maksud agar Wisnu sebagai Direktur memberikan persetujuan pengadaan 2 unit boiler kapasitas 35 ton.
Maksud Budi adalah pemerintah sedang berupaya dengan susah payah memikirkan strategi untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, mereka yang merasa diri tidak dikontrol oleh sistem seenaknya terlibat dalam suap dan korupsi.
Nah, melalui candaan ini, Budi bukan hanya mengkritik suap di PT Krakatau steel tetapi ia juga menyinggung Pidato Visi Indonesia Jokowi yang tidak menyinggung Suap dan Korupsi meski dalam pidatonya ada ancaman keras dari Jokowi kepada pelaku-pelaku pungli.
Bagi penulis, usaha Pak Jokowi menghilangkan suap dan korupsi sepertinya menemui kebuntuan. Abraham Samad yang digadang-gadang akan memimpin KPK membongkar segala kasus korupsi akhirnya hilang ditelan bumi. Novel Baswedan yang menjadi ancaman bagi para koruptor pun harus menghadapi kenyataan dengan siraman air keras diwajahnya yang membuat penglihatannya cacat.
Budi tak ragu mengatakan bahwa jika birokrasi di segala sektor tidak diawasi dengan serius maka suap dan korupsi akan menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi.
Anak-anak pejabat yang menikah diberikan kado Rp. 20 juta dengan jaminan proyek dan sebagainya. Apakah ini atas izin Jokowi? Tentunya tidak. Akan tetapi, ini tantangan pemerintahan baru Jokowi untuk membasmi kuman yang selama ini menempel di Indonesia.
Jika tidak, segala jenis proyek akan menjadi lahan bisnis para pengusaha dan pejabat untuk mendapatkan keuntungan melalui suap dan korupsi. Itu pasti.
Salam!!!
Referensi:Â Kompas