Alasan umur tidak dapat digunakan sebagai dasar Prabowo Subianto tidak boleh mencalonkan diri sebagai Presiden.
Menurut kebanyakan orang, kekalahan Prabowo Subianto dalam kontestasi pemilihan presiden 2019 merupakan akhir dari perjuangannya untuk merebut kursi presiden.
Alasannya adalah, Prabowo sudah tiga kali bertarung dan hasilnya benar-benar nihil. Pada tahun 2009, Prabowo mendampingi Megawati Soekarnoputri melawan SBY tetapi akhirnya harus mengakui keunggulan SBY-Boediono.
Tahun 2014, Prabowo maju sebagai calon presiden didampingi oleh mantan Menteri Sekretaris Negara, Hatta Rajasa tetapi Jokowi yang didampingi oleh mantan wakil presiden periode 2004-2009 keluar sebagai pemenang.
Tahun 2019, Prabowo Subianto tidak menyerah, dengan segala upaya dilakukan untuk memenangkan Pilpres. Namun, Perjuangan itu sia-sia setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak segala dalil kecurangan yang diajukan oleh Kubu Prabowo-Sandi.
Selain alasan kalah tiga kali, Prabowo Subianto dinilai sudah tua sehingga mustahil jika pada tahun 2024 ia maju sebagai calon presiden. Akan tetapi, mengejutkan, nama Prabowo Subianto muncul dalam daftar tokoh yang dianggap berpotensi maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Survei ini dilakukan oleh lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI Denny JA). Kriteria-kriteria yang digunakan dinilai dipenuhi oleh Prabowo Subianto seperti angka popularitas di atas 25 persen dan berstatus sebagai ketua umum partai politik.
Ya, kebanyakan yang terjadi adalah Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden berlatar belakang Ketua Umum Partai dan juga memiliki elektabilitas.
"Kalau dari nama-nama ini bukan soal mereka pernah kalah atau segala macam tapi nama itu memang punya potensi," kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Selasa (2/7/2019).
Selain Prabowo Subianto, nama-nama yang masuk dalam daftar nominasi adalah Ketua Umum Partai Golkar (Airlangga Hartarto), Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat (Agus Harimurti Yudhoyono), Ketua DPP (nonaktif) PDI-P (Puan Maharani), Ketua Umum PKB (Muhaimin Iskandar).