Kasih yang dimaksud adalah Anugerah yang berarti pemberian dari Allah kepada seseorang yang tidak pantas mendapatkannya. Yang pertama melakukan itu adalah Yesus dimana kematian-Nya hanya untuk dosa manusia.
Manusia seharusnya dihukum mati tetapi Yesus memberi diri sebagai pahlawan untuk menyelamatkan manusia. Ini adalah kasih yang tak mampu dilakukan oleh siapapun.
Lalu mengapa Kristen ada di mana-mana?
Jawabannya sudah jelas bahwa murid-murid-Nya ingin kasih itu dirasakan oleh semua orang bukan hanya mereka. Regenerasi pemberita Injil terus dilakukan sehingga menguasai Eropa. Sekali lagi bukan untuk menguasai dunia tetapi memberitakan Kasih.
Pada tahun 1909, Seorang penginjil dari Belanda yang bernama Piter Middelkoop masuk ke Timor Tengah Selatan. Awalnya ia memberitakan Injil ke orang-orang di suku Mollo khususnya di Nefokoko. Disitulah Gereja pertama di Timor Tengah Selatan didirikan dengan nama Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Jemaat Betel Nefokoko.
Pada saat yang sama, seorang penginjil dari Ambon, Matanrua, memulai pendidikan di Nefokoko. Sekolah dibuka sebagai salah satu tujuan perintah Yesus bahwa "Ajarlah mereka".
Gereja terus disebarkan dan menguasai daerah Timor Tengah Selatan. Penyebaran agama Kristen menguasai Timor Tengah Selatan dan Kupang sedangkan penyebaran agama Katolik menguasai Timor Tengah Utara hingga Timor Leste.
Sejarah penyebaran agama Kristen berdasarkan kasih. Itulah perintah Yesus. Kasih adalah mengasihi semua orang tanpa memandang status, usia dan sebagainya. Bahkan, Yesus mengatakan bahwa musuh sekalipun harus dikasihi.
Artinya kekristenan didasarkan pada Kasih dan jika ada orang yang mengaku Kristen tetapi tidak melakukan kasih, membuat onar dimana-mana, dan tindakan kejahatan lainnya maka ia bukan Kristen yang sesungguhnya.
Kristen adalah mereka yang melakukan perintah Yesus yaitu mengasihi. Kristen bukan karena KTP tetapi Kristen adalah mereka yang turut serta menjaga kedamaian dan ketertiban bangsa di tengah keberagaman.
Selamat merayakan kenaikan Isa Al-Masih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H