Hasil imbang di babak pertama justru membangkitkan semangat juang anak asuh pria berkepala plontos, Erik Ten Hag. Di babak kedua level dan intensitas permainan mereka di atas Juventus. Beberapa kali mereka memaksa kiper Juventus untuk melakukan penyelamatan penting. Wajar bagi Ajax untuk menambah satu gol setelah De Ligt mencopot terang Si Nyonya Tua.
Si Nyonya Tua terlihat kehilangan magic bagaikan orang tua buta yang kehilangan lentera dan tidak tahu kemana ia pergi dan apa yang harus dilakukan. Oh, mimpi buruk bagi Cristiano Ronaldo dkk setelah gol ketiga yang diciptakan oleh Ajax walaupun akhirnya dianulir.
Menarik melihat permainan Ajax. Siapapun penontonnya harus mengakui akurasi umpan para playmakernya. Tak kalah penting, striker-striker mereka yang sungguh merepotkan Bonuci dkk.
Liga Belanda
Posisi mereka di Liga Belanda saat ini adalah pemuncak klasemen unggul tiga poin atas PSV. Menarik, Ajax merupakan satu-satunya tim tersubur dengan produktivitas gol terbanyak di liga unggul atas Pemuncak Klasemen Liga Inggris-City, Maestro La Liga (Los Cules), Penguasa Italia (Juve), Jagoan Jerman (Die Roten), Pengendali Perancis (PSG) dan Benfica pemuncak klasemen liga Portugal saat ini.
Dengan 106 gol yang diciptakan sebagai bukti bahwa daun-daunan muda akademi Ajax memiliki tekad kuat untuk mengembalikan Ajax yang sebenarnya dan Ajax yang sesungguhnya.
Walaupun Ajax memiliki pelatih yang kurang berpengalaman seperti Alegri dan lainnya. Dipastikan bahwa ada kemungkinan dia dijuluki Zidane-nya Ajax Amsterdam.
Apakah Ajax merupakan kuda hitam Liga Champion musim ini?
Kita lihat nanti.
Salam Olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H