Mohon tunggu...
Neno Fauziah
Neno Fauziah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pelajar yang ingin terus berkarya dengan sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dibilang Gila?!?

31 Maret 2012   05:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari di hari kamis, seorang siswi sebut saja Nina yang terlihat lesu berangkat sekolah untuk menuntut ilmu seperi anak-anak lainnya. Pergaulan di sekolah memang beragam sekali, bahkan indentik dengan geng atau bekelompok-kelompok. Nina adalah seorang siswi yang pendiam, lembut dan perasa sehingga dia tidak termasuk dalam kelompok atau geng tersebut. Pagi itu dia belajar di sekolah seperti biasanya mengikuti pelajaran seperti biasanya. Jam pertama adalah pelajaran matematika, seperti biasa Nina begitu juga anak-anak mencari tempat duduk yang nyaman untuk mengikuti pelajaran tersebut. Pada saat itu Nina berkata kepada seorang temannya untuk mencarikan tempat duduk untuknya karena dia sedang lesu hari itu. Setelah masuk kelas dan temannya itu sudah menempatkannya tempat duduk, Nina pun sudah menaruh tas dan siap ingin belajar tiba-tiba ada seorang teman yang menginginkan teman yang biasa duduk sebangku dengan Nina itu pindah tempat duduk, mungkin supaya Nina duduk sendirian dan tidak mempunyai teman. Seketika itu juga saat Nina melihat perlakuan temannya, dia sangat shock, dia sudah dimusuhi teman-temannya hampir satu kelas, dan bahkan sekarang ia benar-benar merasa dimusuhi satu kelas, sampai-sampai masalah duduk saja Nina harus diperlakukan seperti itu. Kasian Nina, mendapat perlakuan yang seperti itu, membuat mental nya terganggu dan merasa tidak nyaman pada saat di sekolah. Nina padahal terkenal sebagai siswi berprestasi dan tidak bodoh.

Setelah kejadian itu Nina merasa sedih, dia merasa perlakuan temannya itu merasa membuatnya kesal dan tidak nyaman lagi berada di sekolah. Nina berpikir menyusun rencana bagaimana ia bisa menenangkan dirinya dan pergi dari sekolah, karena pada saat kegiatan belajar mengajar tidak boleh ada satu siswa pun pergi meninggalkan sekolah. Akhirnya Nina berencana untuk meninggalkan sekolah pada saat jam istirahat, pada saat itu tubuhnya sudah dalam keadaan gemetar karena kesal, kemudian dingin karena menahan amarah dan mukanya hampir merah karena menahan air mata yang sebenarnya ingin jatuh.Dan jam istirahat pun tiba, dia bergegas keluar kelas membawa tas ranselnya dan ke pos satpam meminta izin keluar untuk mem-foto copy sesuatu, seketika itu juga diizinkan dan tas Nina ditaruh di pos satpam tersebut, saat Nina keluar, ia langsung bergegas lari menuju tukang ojek yang dekat dengan sekolah dan meminta diantarkan ke rumah. Setelah sampai rumah Nina benar-benar meluapkan semua yang sudah ditahannya selama di sekolah dengan sebuah tangisan. Dia memeluk erat gulingnya sambil menangis. Saat Nina pulang suasana di kelas makin ricuh dan banyak teman yang membicarakan Nina. Nina belum pernah melakukan hal senekad ini, ini semua karena dia merasa tertekan. Banyak teman yang membicarakan dia, bahkan mengatakan bahwa ia GILA, hm sungguh aneh dan malang sekali nasib Nina. Seharusnya temannya itu intropeksi apa yang terjadi sehingga Nina senekad itu kabur dari sekolah, bukan malah mencomooh Nina dan mengatakan GILA. Nina tidak mungkin seperti itu kalau tidak ada sebabnya, karena tidak akan ada asap jika tidak ada api.

Begitu lah sekilas cerita tentang si Nina yang malang. Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan inspirasi untuk dunia pendidikan bagaimana menghadapi hal seperti ini terutama untuk pergaulan di sekolah yang membuat siswa tidak nyaman. Mungkinkah tidak ada pengawasan? Atau ada yang salah dengan diri Nina?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun