modern muncul maka situs budaya dan sejarah seolah-olah terlupakan. Untuk mencapai patung Buddha yang satu ini kita bisa naik van berwarna merah dan turun di depan LOTUS, lalu berjalan masuk sedikit dan sampailah kita di Giant Buddha. Dibandingkan dengan Wat Hat Yai Nai kuil ini lebih bersih dan lebih tertata, selain itu lebih banyak objek yang bisa kami lihat disini, nama kuil ini sendiri adalah mahamaya vidyalaya, kita bisa melihat Pagoda yang sangat tinggi sekali (Seperti yang sering saya lihat di film Kera Sakti), ada kuil Dewi Kwan In, ada Giant Buddha itu sendiri, serta kuburan yang disebut God Hell. Disini saya juga berkenalan dengan salah satu monk, namanya Pembay berasal dari India. Dia sudah tinggal selama 2 tahun disini tapi tidak bisa bahasa Thailand hihihii, setelah mengobrol cukup lama akhirnya kami tahu bahwa sebenarnya kuil tersebut merupakan sekolah Biksu Internasional, sehingga yang datang tidak hanya dari Thailand tapi dari berbagai belahan dunia seperti India, Vietnam, Myanmar, tapi Indonesia tidak ada hehehe. Mungkin ini seperti pesantrennya para Budha hehehe. Pembay banyak bercerita tentang kuil tersebut, kebanyakan kuil tersebut digunakan untuk ibadah, dan dia juga bercerita tentang God Hell yang saya sebutkan tadi. Bentuk kuburannya sangat unik, tidak berupa tanah atau sejenis stupa yang biasa ada di kuburan Thailand. Kuburan tersebut berbentuk patung Budha yang berjejer rapi, dan dibelakang patung tersebut terdapat lubang kecil. Pembay bilang lubang itu untuk menyimpan abu dari mayat orang yang meninggal. Pembay sangat baik sekali menemani kami mengobrol menjelaskan dengan sabar berbagai pertanyaan kami, tentunya kami menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan banyak hal tentang Biksu, seperti apa mereka makan daging, menurut Pembay karena dia di Thailand dia masih makan daging, tapi memang ada beberapa biksu yang tidak makan daging. Kami juga sempat bertukar no HP dan Facebook, bahkan dia mengundang kami untuk datang lagi dan mengajak kami untuk naik Pagoda yang beryingkat-tingkat itu. Waw ! What a beautiful friendship ! Karena waktu yang tidak memungkinkan serta sudah mepet magrib kami harus pamit, walaupun sebenarnya rasanya ingin sekali bisa berdiskusi lebih lama .Thanks Pembay see u next time !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H