Mohon tunggu...
Neni Primayanti
Neni Primayanti Mohon Tunggu... -

titik

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Ternyata Pak Jokowi Itu Serakah…”

2 April 2014   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="Sumber: twimg.com"][/caption]

Jokowi belum genap 2 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jokowi juga belum membawakan wajah baru bagi Jakarta. Jokowi belum mampu mengurai kemacetan ibukota negara. Jokowi belum berhasil mengatasi banjir. Jokowi belum berhasil menata pedagang di sejumlah pasar tradisional Jakarta. Jokowi belum mampu menyediakan rumah layak huni bagi warga dan masih banyak warga yang hidup menggelandang. Jokowi belum mampu menyediakan lapangan kerja yang lebih luas sehingga dapat menampung ribuan pengangguran. Jokowi belum menyelesaikan masa bhaktinya selama 5 tahun untuk membenahi Jakarta, seperti yang diucapkannya dalam kampanye dan sumpah pada Tuhan.

Oleh karena itu tidak heran jika banyak masyarakat yang dulunya simpati dan mendukung Jokowi, sekarang merasa sangat kesal dengan keputusan Jokowi maju Nyapres. Tak sedikit masyarakat yang awalnya mendukung Jokowi sepenuh hati, kini balik mencaci Jokowi yang tidak memegang janji dan sumpahnya untuk membereskan Jakarta. Padahal kesempatan Jokowi untuk maju Capres masih sangat panjang dan jika dirinya sedikit bersabar untuk Pemilu 2019, maka dukungan masyarakat padanya akan bulat.

"Ternyata dia serakah jabatan. Kalau mau maju jadi capres kan bisa pemilu mendatang. Jakarta belum beres. Beresin dulu Jakarta baru nyapres, " kata Mardiana Tanjung (30 tahun), warga Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur kepadaRepublika, Jumat (14/3) petang.

Selain Mardiana, Sugeng Triono yang dulu memilih Jokowi sebagai Gubernur juga turut melampiaskan kekecewaannya pada Jokowi. Sugeng awalnya tidak meragukan kapasitas Jokowi, tetapi keyakinannya luntur saat Jokowi mendeklarasikan dirinya sebagai Capres PDIP 2014.

"Baru sedikit perubahan yang kita rasakan semenjak dipimpin Jokowi, tapi beliau malah tergiur dengan jabatan yang lebih besar. Masih banyak PR yang belum diselesaikan Jokowi," kata Sugeng yang merupakan warga Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat.

Kekesalan dan kekecewaan pada Jokowi tidak hanya datang dari masyarakat awam. Pendukung atau tim sukses Jokowi semasa Pilkada DKI juga banyak yang melayangkan kekecewaannya. Seperti Tim Advokasi Jakarta Baru yang akhirnya melaporkan Jokowi ke pengadilan karena melanggar kesepakatan dan janji – janjinya. Kekecewaan juga datang staf khusus Mendagri, Umar Syadat Hasibuan yang dulu sangat getol mendukung Jokowi. Saking jengkelnya dengan Jokowi, Umar menyuruh ayat suci Al-Qur’an sura Arahhman  agar tidak rakus kekuasaan.

“Dulu waktu saya coblos Jokowi saya berharap #Jakartabaru benar-benar terealisasi, tapi sekarang #Jakartabaru cuma tipuan Jokowi,” tulis Umar di akun Twitter  @Umar_Hasibuan.

“Dulu saking ngefans sama Jokowi saya bawa baju kotak2 ke kampung saya.Lht foto sy ini,” lanjut Umar.

“Saya tidak mendukung Capres siapapun tapi dgn Pencapresan Jokowi saya pikir Jokowi sdh menipu saya yg mempercayai dia sbg Gubernur DKI.”

Tetapi Jokowi menutup mata, telinga dan hati nuraninya. Demi mengejar kekuasaan, Jokowi mengkhianati masyarakat yang dulu sangat percaya dan mendukungnya. Jokowi bukan lagi pemimpin “wong cilik”, Jokowi telah bertransformasi menjadi pemimpin “wong gedi” yang memanfaatkannya untuk memuluskan kepetingannya di tanah Ibu Pertiwi. Demi kekuasaan, Jokowi tega menjual suara rakyat dan tanah air kepada pihak – pihak yang akan mengeruk kekayaan Indonesia dan memiskinkan rakyat.

Sumber: republika.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun