Hari sudah siang, saat jam pembelajaran terakhit, yaitu pembelajaran SBdP. Anak-anak sudah kelihatan capek dan lesu di jam kritis.
"Anak-anak, yok sekarang kita belajar SBdP dulu, ya?"
"Sekarang jam berapa, Bu?" tanya Dikri. Mukanya tampak lelah.
Segera kutengok jam.
"Masih jam sebelas, Dikri," jawabku sambil tertawa.
"Mau pulang, Bu!" katanya merajuk.
"Bentar lagi, ya, Nak. Kan mau belajar SBdP dulu!"
Dikri mengangguk-angguk.
Sebenarnya, bukan dia saja yang lelah! Mungkin karena cuaca panas, dan ventilasi kurang, sehingga membuatku juga merasakan hal yang sama dengannya.
Uh...
"O, ya, siapa yang tahu, kepanjangan dari SBdP?" tanyaku iseng. Pastinya mereka sudah tahu! Pikirku.
Anak-anak serentak mengacungkan tangan. Wah, kalau ditanya begini, mereka sangat antusias.
Kuputar pandangan ke seluruh kelas, dan kutunjuk anak di pojok ruangan.
"O, ya, Adi, coba sebutkan singkatan dari apa SBdP itu, Nak!"
"Sekolah Belajar dengan Pengertian!" jawabnya dengan penuh percaya diri.
Hampir saja tawaku meledak mendengar jawabannya. Loh, kok, singkatannya seperti itu, ya?
"Wah, bagus jawabannya, Aldi. Tetapi masih kurang tepat," ujarku sebisa mungkin tak tertawa.
"Coba Ogi!" kutunjuk anak yang duduk di depan. Rambutnya berdiri tegak, lucu sekali kelihatannya.
"Sekolah Belajar dengan Pancasila!" ujarnya mantap. O, dia melanjutkan ide Adi tadi.
"Wah, hebat jawabannya. Tetapi masih agak kurang tepat. Coba Dudi!'
"Sekolah Bahasa dan Pekerjaan!" jawab Dudi lantang.
Du...duh?
"Ani?'
"Sekolah Belajar dan Pengertian," ujar Ani.
Berturut-turut kutunjuk Lina, Mesi dan yang lainnya, dan jawabannya
"Sekolah Bekerja dan Pancasila!"
"Sekolah Belajar dan Pramuka!"
"Sekolah Belajar dengan Pramuka!"
Waduh, hilang deh, penatku. Aku merasa terhibur dengan semangat mereka.
"O. iya, Nak, jawaban kalian hebat-hebat, tetapi S itu bukan sekolah, tetapi Seni, B nya Budaya dan P nya adalah...
Aku menghentikan ucapanku.
Anak-anak pun serentak menjawab,
"Pramuka!" kata mereka sambil riuh bertepuk tangan. Mereka kelihatan yakin dengan jawabannya.
"Betul Pra-nya, tetapi lanjutannya adalah Prakarya!" ujarku sambil tertawa.
Anak-anak nampak bengong dan berbisik satu sama lain.
"Singkatan lagi, Bu!" ujar Dikri. Mungkin dia merasa penasaran dengan jawabannya yang belum benar.
Akhirnya, anak-anak asyik bermain teka-teki singkatan, hingga lupa pulang.
Hohoho
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H