Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Asyiknya Berburu di Kampung Halaman hingga Lupa Waktu

25 April 2023   13:32 Diperbarui: 25 April 2023   13:34 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokpri: labu yang sudah dipotong

 Hai, sahabat semua,

Tantangan Kompasiana hari ini, Selasa, 25 April 2023 adalah yang dirindukan dari kampung halaman. 

Tentu saja yang dirindukan hampir semua orang di kampung halaman adalah orangtua, handai taulan, kulinernya serta kegiatan lainnya. Kalau di kampung halaman paksu ada tambahan kegiatan, yaitu berburu!

Nah, saya ingin berbagi cerita perburuan yang kami lakukan saat berada di kampung halaman paksu saat lebaran tiga hari yang lalu.

Setelah sungkeman, ziarah kubur, berfoto, serta makan bersama, keesokan harinya kami mulai mengadakan kegiatan berburu.

Loh, berburu apa, ya?

Kami bukan berburu hewan, tetapi kami berburu hasil kebun. Kebetulan, Bi Empat, adik paksu, memiliki kebun yang cukup luas menurut ukuran kami.

Satu hektar kebun dipenuhi buah labu, satu hektar lagi ditanami labu sayur, pepaya, jambu dan singkong.

Untuk tahun ini, perhitungan bertanam meleset, labu mulai matang saat pertengahan Ramadan, sehingga tak terjual. Biasanya, pada bulan Syaban, labu matang, dan dibeli seluruhnya oleh pengumpul, sehingga bisa balik modal dan mendapat keuntungan yang cukup lumayan.

Untuk tahun ini, tak ada pengumpul yang mau membeli labu di pertengahan Ramadan, sehingga, labu dibiarkan bergeletakkan di kebun.

Foto dokpri: labu dibiarkan bergeletakan
Foto dokpri: labu dibiarkan bergeletakan

Nah, inilah rezeki kami, karena kami boleh memetik labu sepuasnya, untuk kami angkut!

Wah, menarik sekali! Hehehe

Asyiknya mencari labu yang bersembunyi di rerimbunan dedaunan. Saat kami temukan, langsung kami pangkas dengan pisau, dan kami kumpulkan.

Foto dokpri: labu yang sudah dipotong
Foto dokpri: labu yang sudah dipotong

Selain labu, kami juga berburu jambu kristal yang menul-menul, juga labu siam untuk dibuat sayur atau direbus, sebagai obat penurun tekanan darah.

Foto dokpri: mertua sedang memetik labu siam/labu hijau
Foto dokpri: mertua sedang memetik labu siam/labu hijau
Foto dokpri: Labu siam hasil perburuan
Foto dokpri: Labu siam hasil perburuan

Dan yang paling menarik adalah berburu daun singkong yang sangat lezat saat direbus untuk lalapan. Kalau mau, kami boleh memanen singkong yang terkenal empuk dan lezat!

Tetapi sayang sekali, mobil yang kami bawa hanya mobil kecil, sehingga kami hanya membawa beberapa labu berukuran sedang untuk dibagikan ke tetangga dan teman-teman di sekolah, nanti.

Foto dokpri: labu hasil perburuan
Foto dokpri: labu hasil perburuan

Total ada 25 buah labu yang bisa kami angkut.

Kemaruk! Hihihi

Tak terasa waktu sudah zuhur, kami pun beristirahat dan bersiap untuk salat.

Itulah serunya perburuan kami di kebun adik ipar. Mudah-mudahan, tahun depan, Bi Empat bisa menanam labu dengan tepat waktu, sehingga bisa dijual seluruhnya.

Aamiin ya Rabbal Alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun