Hai, sahabat semua,
Siapa pun yang terpisah dari orang tua atau saudara, pasti akan merasakan euforia saat mudik. Begitu mengesankan, karena suasana tahunan tersebut sangat menyenangkan, sekaligus menguji kesabaran kita.
Saat mudik tahun lalu, para pemotor yang menyalip secara brutal, cukup membuat jantung berdetak kencang. Belum lagi bisingnya suara klakson yang sambung menyambung, membuat kepala pening.
Bahkan baru-baru ini, seorang dokter muda, dikabarkan marah besar, karena terganggu oleh suara klakson mobil. Hm, hal itu bisa dimaklumi, karena suara klakson yang terus-menerus akan mengganggu kestabilan emosi kita.
Bawaannya pengen marah...hehehe
Jarak tempuh dari rumah saya ke rumah mertua sebenarnya hanya 36 kilometer saja. Tetapi, saking macetnya, kami pernah terpaksa harus balik kanan, setelah macet total selama 4 jam di seperempat perjalanan. Itu pun dengan susah payah memutar mobil balik arah.
Barulah besoknya, kami bisa pergi mudik dengan arus lalu lintas yang cukup padat merayap.
Untuk mudik tahun ini, suasananya akan sangat berbeda dengan tahun lalu, dikarenakan tidak ada pembatasan aktivitas kegiatan masyarakat seperti periode tahun lalu.
Bisa dibayangkan, lonjakan pemudik akan semakin meningkat, dan kemacetan akan semakin parah pula. Belum lagi, daerah tujuan kami adalah daerah Panjalu, yang terkenal sebagai destinasi wisata alam sekaligus wisata religi.
Kemacetan di sana sungguh tak bisa dihindarkan.
Saya dan keluarga menyusun strategi agar kami bisa mudik dengan gratis, aman, dan nyaman pada tahun ini. Sehingga kami bisa bersilaturahmi dengan ibu mertua saya yang sudah sepuh, juga keluarga besar mertua di Panjalu.