Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kang Dedi Mulyadi, Dapatkah Kita Bertemu?

28 Desember 2022   10:30 Diperbarui: 28 Desember 2022   10:31 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Di gedung apa parasamya teh?" paksu terlihat udah siap berangkat. Jam baru menunjukkan pukul 07.00

Selasa, 27 Desember 2022,  pelaksanaan penganugerahan Parasamya Aksara Nugraha dari Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat, di Gedung Yudistira, Purwakarta.

Sejak hari Minggu, 25 Desember, keluarga kami sudah berada di Purwakarta, menginap di rumah si bungsu.

"Di Gedung Yudistira, Beh,"

Aku memanggilnya dengan sebutan Ibeh, menirukan cucuku.

"Oh, itu kan kantornya Kang Dedi Mulyadi!" paksu terlihat antusias. Maklum, dia adalah fans berat Kang Dedi Mulyadi, dan penonton setia channel youTube nya.

"O, gitu, ya, Beh."

"Iya, tapi sekarang Kang Dedi udah gak tinggal lagi di sana," paksu terlihat sedih.

"Coba kalau Kang Dedi masih di sana, mungkin Ibeh dapat bertemu!" matanya menerawang jauh.

"Ya, enggak juga, Beh. Kan Kang Dedi lagi kerja di Jakarta!" ujarrku sambil menyuapi cucuku. Cuaca Purwakarta pagi hari dihiasi gerimis tak henti. Enaknya sih, tidur lagi! Hehe

"Siapa Kang Dedi, Beh?" cucuku ikut nimbrung. Dia baru duduk di kelas satu SD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun