Oleh Neni Hendriati
Tangis bocah itu sangat memilukan. Dia menangis sambil berguling-guling di lantai kelas yang dingin. Semua siswa dan orang tua yang sedang menerima pembagian buku rapor, duduk mematung, heran dengan anak itu.
Ini aneh sekali! Orang lain berduyun-duyun ingin naik kelas, bahkan ada orang tua yang sampai memohon kepada guru, agar anaknya naik kelas! Lha, ini sebaliknya! Feri mau tinggal kelas!
Mungkin hanya satu dari sekian ribu kasus seperti ini terjadi
"Udah dulu nangisnya, Nak! Nanti Ibu ubah rapornya!"
Kudekati Feri, dan kubangunkan dia dari lantai kelas.
Feri menghentikan tangisnya, dia melepaskan diri dari rengkuhanku.
"Feri mau di kelas satu lagi!" katanya di sela isaknya, "Feri mau tinggal kelas!"
Aku menganggukkan kepala.
"Gak akan nyesel nanti?" tanyaku lembut.
"Enggak!" ia menggelengkan kepala