Mohon tunggu...
Travel Story

Langkah Awal Intellektual Movement Community

28 Januari 2017   09:23 Diperbarui: 3 Februari 2017   19:16 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agenda awaltepatnya hari kamis, 12 januari 2017acara SARASEHAN CHARACTER BUILDING bersama SMK PLUS NURUL ULUM JEMBER mengawali langkah kita menjelajah ilmu dengan tiada henti-hentinya. RombonganorganisasiIntelektual Movement Comunity(IMC) memulaikegiatan perdananya denganbersosialisasikesalahsatusekolahswasta yang berbasis pondok pesantren dibawah asuhan K.H Hanif AbdurRazaq. Sekolah sederhana yang memiliki keunggulan tersendiri dan mengutamakan akhlaqul karimah yang di kepala sekolahi oleh alumni IAIN Jember angkatan 2013 yang dulunya masih STAIN jember dan pernah menjabat sebagai ketua PMII rayon FTKIP IAIN Jember.

Organisasi intelektual ini di buat langsung oleh wakil rektor 1 IAIN Jember yaitu Bpk.H. Nur Solikin, S.Ag., M.H karena cemasnya beliau melihat sedikitnya mahasiswa yang berfikir secara intelektual, logis dan kritik secara organik kebanyakan mahasiswa di pengaruhi oleh pemikiran kritis yang berpolitik. Atas dasar itulah beliau dan dosen-dosen yang memang mempunyai keahlian di bidang intelektual membimbing mahasiswa yang ingin benar-benar belajar dengan ketelatenannya.

Di organisasi intelektual ini tidak hanya mendapat materi dan teori saja melainkan terjun langsung ke lapangan untuk mempraktikkan ilmu teori yang telah dipelajari ke dalam lingkungan seperti kunjungan kader intelektual ke sekolah SMK Plus Nurul Ulum pada kunjungan ini kita tidak hanya bersosialisasi melainkan juga mendapatkan ilmu. Kita juga sangat menikmati acara, canda dan tawa selalu mengiringi berjalannya acara sehingga membuat kita tidak jenuh mengikutinya.

Sambutan-sambutan pun dilaksanakan dimulai sambutan dari kepala sekolah kemudian pengasuh pondok pesantren dan terahir sambutan dari bapak H. Nur Solikin selaku pembina (IMC) sekaligus menyerahkan bantuan berupa seperangkat komputer untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa-siswi. Dalam acara sarasehan character building ini bapak nur solikin selaku pembina (IMC) memberi ilmu tidak hanya kepada para siswa melainkan juga pada mahasiswa yang notaben cara berfikirnya lebih maju.

Hilangnya rasa toleransi, kesadaran terhadap budaya pemuda di zaman globalisasi ini tidak lagi mengidolakan sang pejuang yang setia mengorbankan jati diri mereka hanya untuk negara melainkan mereka bergeser mengidolakan artis dan aktor yang kemungkinan besar justru menjerumuskan kita dan memberikan efek yang kurang baik bagi kita. Besarnya pengaruh agama atau umat islam di indonesia maupun dunia tidak terlalu mempengaruhi generasi muda zaman sekrang. Apabila agama islam hancur maka tidak menutup kemungkinan indonesia dan dunia juga hancur. Indonesia dikatakan sebagai negara yang agraris yang penuh dengan kecukupan dari segala kebutuhan perekonomian.

Namun mengapa bangsa indonesia menduduki posisi rendah dengan negara-negara lain, kekurangan dalam segi politik maupun ekonomi? Kita harus sadar dan tidak boleh santai dengan keadaan yang sekarang ini, negara kita terkenal dengan julukan aturan hukum yang lancip ke bawah dan tumpul ke atashal ini membuktikan tidak adilnya politik indonesia sehingga menimbulkan perbedaan yang sangat jelas dan menganak tirikan antara yang miskin dan kaya. Menegakkan hukum di indonesia sama halnya dengan menegakkan benang basah. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa pemuda bangsa pengganti pejuang bangsa harus melakukan hal yang positif demi negara kita dimulai dengan kesadaran yang diiringi dengan keyakinan dan keseriusan. "gambar" 

Selesai acara sosialisasi kader intelektual di SMK Plus Nurul Ulum Jember kita melanjutkan perjalanan menuju Teluk Love, Jember dengan niatan tafakkur alam. Canda dan tawa setia menemani perjalanan dengan memelesetkan kata-kata yang hampir mirip. Sesampainya di Teluk Love tepatnya di pantai payangan, jember kita beristirahat sejenak dan melakukan ishoma, setelah itu kita melanjutkan pendakian menuju teluk love dengan membayar tiket seharga Rp.5000., salah satu teman kita memulai mendaki dengan menghitung tangga yang ada di teluk love.

Jalan masuk untuk melihat teluk love terbagi dengan dua jalan, anjuran dari penjaga tiket agar kita masuk melewati jalur kanan meskipun perjalan menuju teluk love lebih jauh namun pemandangan yang ditawarkan mengalahkan rasa lelah di diri kita. Pemandangan yang masih alami nan sejuk, ditemani dengan monyet yang bergelantungn, angin yang bertiup seakan membawa raga kita terbang menikmati hamparan air yang luas mengajak kita untuk bersingga dan enggan untuk beranjak. Tidak terasa ahirnya kita sampai pada tujuan yaitu teluk love dengan pemandangan yang sangat memuaskan hamparan pasir dan bebatuan dengan jelas membentuk indahnya telukyang berbentuk hati tersebut dan memperlihatkan secara alami dan murni.   "gambar"

Indahnya kebersamaan dalam menuntut ilmu dengan keseriusan dan disandingi dengan perjuangan memang menghasilkan suatu yang indah dan tak terlupakan. Kesatuan dan kebersamaan yang erat selalu dibutuhkan dalam setiap organisasi. Langkah awal Intelektual Movement Comunity ini merupakan langkah untuk membentuk kader yang tangguh dalam segala terjangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun