Mohon tunggu...
Aze
Aze Mohon Tunggu... Mahasiswa - #

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tanggapan Warganet terhadap Pernyataan Megawati Perihal Minyak Goreng

29 Maret 2022   20:54 Diperbarui: 29 Maret 2022   22:04 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa waktu belakangan, pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satu pernyataan yang mengundang banyak respon netizen adalah tuturan Megawati terkait kelangkaan minyak goreng yang membuat masyarakat, terutama ibu-ibu, rela mengantre untuk mendapatkan minyak tersebut. Pernyataan tersebut berbunyi "Saya tuh sampe mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah  hanya menggoreng?".

Pernyataan itu tersebar luas dan dibahas di berbagai media berita hingga platform media sosial, mulai dari Twitter, Instagram, Facebook, YouTube, dan lain-lain. Tentu banyak masyarakat yang memandang negatif pernyataan beliau yang dianggap insensitif terhadap kondisi masyarakat saat ini.

Salah satu media yang meliput mengenai pernyataan Megawati tersebut adalah Kompas.com. Kompas.com mengunggah video berita di kanal YouTube mereka dengan judul "Pernyataan Megawati soal Minyak Goreng Dianggap Tak Solutif," pada 20 Maret 2022 lalu. Tiga hari kemudian, video tersebut telah menarik respon warganet yang ditunjukan dari banyaknya komentar (sekitar lima ribu komentar) pada video tersebut.

Ada yang terang-terangan menunjukan kekecewaannya terhadap pernyataan beliau, ada yang mendoakan dan berharap beliau bisa lebih baik lagi kedepannya, tetapi ada pula yang berharap Megawati akan merasakan kesulitan yang kini dirasakan oleh masyarakat. Seluruh tanggapan warganet ini menunjukan makna yang beragam.

Tindak tutur (speech act) termasuk dalam kajian pragmatik. Yule (dalam Djatmika, 2016) mengungkapkan bahwa ilmu pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari makna yang muncul dalam interaksi sosial. Tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu (Chaer dalam Rohmadi, 2017).

Salah satu bentuk tindak tutur ialah tindak tutur ilokusi. Rahardi (2005) mendefinisikan tindak tutur ilokusi sebagai sebuah tindakan melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur sesungguhnya. Terdapat lima macam bentuk tindak tutur ilokusi yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif menurut Searle (dalam Rahardi, 2005: 36). Macam tuturan tersebut di antaranya tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif.

Dalam kolom komentar pada video dengan judul "Pernyataan Megawati soal Minyak Goreng Dianggap Tak Solutif," terdapat berbagai tindak tutur yang berbeda-beda. Contohnya pada salah satu komentar yang ditulis oleh Erwan Mahmudi yang berbunyi "Itu artinya : kesulitan hidup rakyat beda rasa dimata bu Mega. Jangan-jangan kalo rakyat nangis dimata beliau mereka tersenyum atau bahkan tertawa," yang disukai oleh 351 pengguna.

Komentar tersebut termasuk ke dalam tindak tutur asertif. Tindak tutur ini menempatkan penutur pada kebenaran  proposisi yang diungkapkan, seperti menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, melaporkan. Pada tuturan yang diungkapkan oleh Erwan, ia mengungkapkan pendapat bahwa "kesulitan hidup rakyat beda rasa dimata bu Mega," sekaligus membuat pernyataan "Jangan-jangan kalo rakyat nangis dimata beliau mereka tersenyum atau bahkan tertawa".

Selanjutnya, pada komentar dengan 307 likes yang ditulis oleh akun Fontana yang berbunyi "Tanpa diminta apalagi dipaksa, dengan suka rela beliau telah menunjukkan seberapa kwalitas berpikirnya dan seberapa kepedulianya pada rakyat jelata. Nyesek rasanya mendengar pernyataan dari orang dulu tahun 90-an aq perjuangkan mati matian," menunjukan tindak tutur ekspresif. Fungsi pada tindak tutur ini adalah untuk mengungkapkan sikap psikologis.

Pada tuturan "Nyesek rasanya mendengar pernyataan dari orang dulu tahun 90-an aq perjuangkan mati matian," menunjukan sikap psikologis di mana ia menunjukan kekecewaannya terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Megawati, orang yang dulu ia perjuangkan mati-matian pada tahun '90-an.

Terakhir pada komentar yang diunggah oleh nur cholisa yang berbunyi "Solusi yg cukup membagongkan. Wahai penguasa,Jangan ajari rakyatmu untuk hidup susah, karna rakyatmu sudah ter biasa dengan kesusahan. Ajarilah rakyatmu untuk hidup makmur agar rakyatmu tidak lagi mengantri kebutuhan," termasuk ke dalam tindak tutur asertif dan direktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun