Mohon tunggu...
NENI RATNA YULIANI
NENI RATNA YULIANI Mohon Tunggu... Administrasi - Membaca Dan Menulis Adalah Dua Sejoli

Saya, seorang ibu rumah tangga biasa yang juga seorang ibu bekerja, yang suka banyak hal untuk dikerjakan. Saya suka menulis, meskipun hanya sebatas untuk disimpan sendiri sebagai catatan pribadi atau bisa disebut sebagai diary sehari-hari saya. Saya suka membaca, apa saja. Dari mulai novel, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Menyanyi pun saya suka, tapi hanya sebatas menyanyi di rumah, tidak untuk tampil di depan umum. Memasak pun saya suka, tapi juga sebatas untuk makanan biasa yang tidak memerlukan perlengkapan lengkap. Yang paling terkini yang masih saya lakukan adalah berkebun, menanam dan merawat tanaman hias. Saya juga senang bermedsos. Saya punya akun Facebook, Instagram, Twitter, dan bahkan punya channel Youtube, di mana saya bisa mengunggah video dari kegiatan saya berkebun dan merawat tanaman hias. Sisanya, saya suka nonton film. Saya suka film apa saja, tetapi saya paling suka dengan film drama, film detektif, dan film biografi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berburu Kos Mahasiswa di Surabaya

16 Januari 2023   16:10 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:38 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan depan Omah Kost/Dok pribadi

Persiapan pendaftaran kuliah untuk mahasiswa baru sudah dimulai. Bahkan, untuk siswa kelas XII yang sudah resmi terpilih sebagai siswa eligible dan akan maju di jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi), harus segera bersiap mendaftar, di mana pendaftarannya sudah dijadwalkan pada tanggal 14-28 Februari 2023, sebulan lagi dari sekarang. Pengumuman hasil SNBP akan diumumkan pada tanggal 28 Maret 2023.

Untuk yang berencana mendaftar di PTN melalui jalur SNBP, di mana pelaksanaan pendaftaran dan pengumuman hasilnya akan terlebih dahulu didapatkan dibanding dengan yang mendaftar melalui jalur SNBT dan jalur mandiri, tentu saja hal ini akan menjadi keuntungan tersendiri. 

Artinya beban menanti berita penting menajdi lebih singkat, dan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan proses selanjutnya, terutama untuk calon mahasiswa yang diterima di PTN di luar kota.

Lalu, apa salah satunya yang harus mulai dipikirkan setelah pasti diterima di PTN tujuan, tetapi berlokasi di luar kota, bahkan di luar provinsi atau di luar pulau? Ya betul, tentu saja harus sudah mulai mencari informasi tentang tempat kos.

Dari sekian banyak kota besar yang ada di Indonesia, Kota Surabaya adalah salah satu kota besar di mana terdapat beberapa PTN populer yang setiap tahunnya selalu dibanjiri pendaftar, termasuk pendaftar dari seluruh penjuru negeri, yang tentu saja, untuk para pendaftar dari luar Surabaya ini, tinggal di rumah kos atau di asrama atau di rumah kerabat sudah menjadi keharusan.

Kamar Kos AC/Dok pribadi
Kamar Kos AC/Dok pribadi

Mencari tempat kos, faktanya, dari pengalaman saya setahun yang lalu , sangatlah tidak mudah. Dan saya ingin berbagi pengalaman suka dukanya saya mencari dan berburu tempat kos untuk putra saya, sekaligus saya akan merekomendasikan satu tempat kos yang pernah saya singgahi.

Putra saya, kebetulan diterima di salah satu PTN di Surabaya, dan kampusnya berada di daerah Ketintang, Surabaya Selatan. Segera saja setelah menerima pengumuman jadwal ospek atau PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru), kami (saya, suami saya dan putra saya), segera membuat rencana keberangkatan ke Surabaya untuk mencari tempat kos. Kami menyesuaikan jadwal keberangkatan kami ke Surabaya dengan jadwal dimulainya PKKMB. 

Kami merencanakan akan berangkat seminggu sebelumnya. Dan kami sadar betul, berangkat seminggu sebelum masa PKKMB, bisa dikatakan terlalu mepet, waktu yang kami miliki untuk berburu tempat kos sangatlah pas-pasan. 

Terlebih kami sama sekali tidak mempunyai kerabat atau kenalan di Kota Surabaya yang bisa dimintakan bantuan mencarikan info tempat kos sebelum kami tiba di sana.

Jalan depan Omah Kost/Dok pribadi
Jalan depan Omah Kost/Dok pribadi

Jadi, kami berburu dan mencari tempat kos hanya dengan berbekal informasi dari tayangan di youtube, dari daftar kos yang didapat dari grup WA jurusan, dari membaca di sana-sini, melihat-lihat di aplikasi rumah kos (Mamikos, dll.) dan terakhir info dari salah seorang pemilik channel youtube di mana salah satu videonya saya tonton, kontennya tentang jalan-jalan di area kampus tempat putra saya diterima, saya tonton, saya komen, dan kemudian ketika saya menanyakan barangkali tahu tentang tempat kos sekitar kampus putra saya, beliau berbaik hati memberikan info beberapa rumah kos,  berupa foto tampak depan rumah kos berserta nomor telephone yang bisa dihubungi.

Hari pertama hunting, kami mencari alamat kos yang tentu saja, dari segi lokasi, harus dekat dengan kampus, yang berlokasi di daerah Ketintang Surabaya Selatan. Rumah kos pertama, penuh. Rumah kos kedua pun penuh. 

Rumah kos selanjutnya, hanya menerima putri atau karyawati. Rumah kos berikutnya, sangat murah, tapi kotor dan tidak rapi alias berantakan, yang berikutnya ketemu kos khusus putra, tapi tetap tidak cocok dengan alasan satu dan lain hal.  

Bolak-balik kami berkeliling mencari tempat kos di sekitaran kampus, dengan harapan tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dengan berjalan kaki, tidak harus menggunakan transportasi lagi.  

Oh ya, karena budget kami terbatas, kami mencari kos dengan kriteria sedang-sedang saja, dengan harga berada di kisaran Rp 1.250.000 s,d Rp 1.500.000, dekat ke kampus (berjalan kaki), ada AC, kamar mandi dalam, ada WIFI, ada tempat parkir roda dua, bersih, aman, dan nyaman. Perjuangan kami di hari pertama nihil. 

Dan karena hari sudah sore, kami perlu beristirahat, kami memutuskan untuk menyudahi dulu pencarian di hari pertama itu, untuk dilanjutkan lagi pada keesokan harinya.

Kamar Non AC/Dok pribadi
Kamar Non AC/Dok pribadi

Di hari kedua, pencarian tempat kos kami lanjutkan, dan bekal informasi yang kami dapatkan sudah bertambah, karena pada saat singgah di beberapa tempat kos yang penuh atau ternyata kos putri  itu, pemilik atau pengelola tempat kos tersebut rata-rata berbaik hati menunjukkan kira-kira ke mana lagi kami sebaiknya melanjutkan pencarian. 

Ada satu Ibu pemilik kos yang menurut saya, memberikan info yang sangat berharga. Beliau bilang, coba cari ke area Ketintang Wiyata, di situ ada satu komplek perumahan yang cukup elit, dan justeru karena cukup elit itulah, orang-orang tidak akan pernah menyangka bahwa di situ akan ada rumah kos. 

Padahal banyak, bahkan di antaranya memang khusus rumah kos yang menyediakan puluhan kamar sekaligus, bukan rumah tinggal yang beberapa kamarnya dijadikan kamar kos, artinya pemilik kosnya pun tinggal di rumah yang sama. Kalau rumah kos yang memang khusus rumah kos, biasanya, rumah kos tersebut hanya dijaga oleh penjaga kos, pemilik rumah kosnya sendiri tidak tinggal di situ.

Jajaran kamar kos/Dok pribadi
Jajaran kamar kos/Dok pribadi

Dan benar saja, ketika kami sampai di komplek perumahan Ketintang Wiyata tersebut, kami menemukan area komplek yang cukup luas, dengan type rumah yang besar-besar, halaman luas, jalanan lebar, dan dengan posisi yang sangat strategis, dekat ke jalan raya besar, dan sangat dekat dengan kampus putra saya.

Awalnya kami bertanya kepada Pak Satpam Komplek, dan ditunjukkanlah kami oleh Pak Satpam tersebut, arah jalan yang akan menuju ke beberapa rumah kos. Bahkan kami sudah ditunjukkan jalan ke rumah kos khusus putra yang sebenarnya menjadi tujuan awal dan tujuan utama kami. 

Dari dua rumah kos yang kami singgahi, keduanya tidak ada yang cocok, yang satu kos khusus putri, yang kedua masih dalam tahap renovasi, dan akhirnya kami langsung menuju ke rumah kos khusus putra yang besar dan kamarnya banyak itu.

Rupanya jalanan menuju ke rumah kos yang besar itu, selain cukup kecil, waktu itu sedang ada perlombaan menjelang 17 Agustus, sepertinya yang mengadakan adalah warga di kampug yang bersebelahan dengan Komplek Ketintang Wiyata, jalanannya dipakai sehingga kami tidak bisa lewat. 

Akhirnya kami memarkirkan mobil masih di dalam Komplek Ketintang Wiyata, di depan Gedung Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Timur (BBPMP). 

Naaaah, ketika itulah pandangan mata saya tertuju ke salah satu rumah yang posisinya berseberangan persis dengan gedung BBPMP, yang di pagarnya tertempel spanduk bertuliskan KOST PUTRA, OMAH KOST, “Karunia Restu Ibu”, KAMAR MANDI DALAM, AC/NON AC, FREE WIFI, HUB: 0812-9318 2889, JL. KETINTANG WIYATA NO. 76, SURABAYA.

Halaman Omah Kost sekaligus tempat parkir kendaraan roda dua/Dok pribadi
Halaman Omah Kost sekaligus tempat parkir kendaraan roda dua/Dok pribadi

Langsung saja kami menuju ke rumah tersebut yang kebetulan Bapak penjaga kosnya pun sedang berada d situ, dan dari informasi yang kami dapat, ada tersisa satu kamar dari total 8 kamar yang ada. Lalu kami meminta untuk diajak melihat-lihat kondisi kamarnya. 

Semuanya cocok, harganya hanya Rp 1 juta di luar listrik, kamarnya cukup luas, kamar mandi di dalam (kloset duduk, shower), ada WIFI, tempat parkir kendaraan roda dua sekaligus bisa dijadikan tempat duduk-duduk krena ada tersedia bangku dan meja kayu, suasana cukup adem karena tempat parkir ternaungi kanopi dan di luar pagar juga ada pohon mangga yang rindang.

 Lalu ada dapur bersama, tempat menjemur ada di dak di lantai atas akses dari dapur melalui tangga, secara keseluruhan semua bersih bersih, aman, nyaman, lingkungan tenang, kecuali satu hal, kamar yang masih kosong tersebut,bukan kamar yang ada AC-nya. 

Sebenarnya ada satu kamar AC, tapi baru satu hari sebelumnya kamar tersebut sudah terisi, begitu menurut info Bapak penjaga kos. Dan yang terpenting juga, suasana rumah kos tersebut sangat-sangat tenang, jauh dari kebisingan jalan raya dan lalu-lalang kendaraan.

Sebenarnya putra saya sudah mau mengalah untuk tidak mempermasalahkan kamar yang tidak ada Ac-nya itu, toh kriteria yang lain sudah sesuai harapan, tetapi tetap saja, saya merasa tidak tega, mengingat Kota Surabaya sangat panas. 

Lalu kami putuskan untuk membooking saja dulu, kamar yang kosong tersebut, dengan uang panjar secukupnya dengan syarat kami harus sudah kembali lagi pada jam 12.00 siang, kalau tidak, kamar tersebut akan dilepas ke pihak lain, karena menurut Bapak penjaga kos tersebut, sedari pagi, sudah banyak yang mencari kos, bahkan sudah ada sekitar 5 orang, jadi prinsipnya, Bapak penjaga kos tidak bisa menahan kamar kos yang sudah dibooking tersebut teralu lama, siapa cepat dia yang dapat. 

Dan kami mengerti, lalu deal, bahwa jika pada jam 12.00 siang kami tidak memberikan kabar dan tidak kembali, kamar tersebut bisa dilepaskan kepada orang lain.

Lalu kami lanjut ke tempat kos yang menjadi tujuan awal kami ke situ, kami menemukan rumah kos tersebut, dan ternyata di sekitanya, tetanggaan dan bersebelahan, banyak sekali tempat kos khusus putra, dan lagi-lagi sayangnya, yang satu sudah full, yang satunya lagi, tidak ada yang membukakan pagar padahal kami sudah lama menunggu di depan pagar dan menekan bel berkali-kali. 

Berpacu dengan waktu, kami tidak bisa menunggu sesuatu yang tak pasti, dan kami putuskan untuk lanjut mencari satu lagi tempat kos yang ada di aplikasi Mamikos, di mana di aplikasi tersebut kami hanya melihat fotonya, sehingga kami kurang yakin dengan kondisi sebenarnya yang bisa saja berbeda dengan apa yang diiklankan.

Waktu itu, jam sudah menunjukkan jam 10.00, kami langsung cuss ke lokasi rumah kos yang menjadi incaran berikutnya tersebut, dan ternyata, selain lokasi yang cukup jauh dari kampus, sekitar 5 KM jaraknya, kondisi rumah kos, kamar kos, lingkungan sekitar rumah kos, tidak sesuai harapan, membuat kami agak kehilangan minat, akhirnya kami kembali ke Ketintang Wiyata, tetapi tetap, sambil kembali ke Omah Kos, kami mencoba mampir ke beberapa tempat kos di sepanjang jalan yang kami lalui , yang kami lewati, yang searah pulang  menuju kembali ke Komplek Ketintang Wiyata.

Waktu sudah semakin mendekati jam 12.00 siang,  kami masih punya waktu sekitar 40 menit lagi, dan Pak penjaga kos pun sudah krang-kring menelephone, menanyakan konfirmasi kami, karena sudah ada beberapa orang yang lain yang datang melihat-lihat bahkan katanya ada yang memaksa untuk langsung  deal karena mereka merasa yang nomor satu datang, dan yang paling pertama tiba di situ.

Dan benar saja ketika kami sampai di Omah Kost, terlihat di luar pagar rumah kos, ada beberapa orang yang sedang menunggu. Sepertinya ada dua keluarga, yang masing-masing mengantar calon mahasiswa putra mereka dalam rangka mencari kos-kosan, sama seperti  saya. 

Kami melihat Pak penjaga kos yang tegang karena dipaksa oleh salah seorang Ibu untuk melepaskan kamar yang kosong untuk putranya, sementara di sisi lain, saya sudah memberikan panjar sejak pagi. Ibu tersebut mengira kami menyerobot, karena terlihat kami datang belakangan, tetapi kepada kamilah kamar kosong tersebut dilepaskan, Ibu tersebut tidak tahu bahwa kami sudah datang sangat pagi, jauh sebelum mereka tiba. Ketika kami menyapa pun, jawaban dari Ibu tersebut, terdengar ketus dari raut wajahnya pun terkesan tidak suka.

Ibu tersebut pantang menyerah, dia lantas langsung menelephone ke nomor pemilik kos dan langsung menanyakan nomor rekening untuk mentransfer sewa kosnya. Saya pun demikian, saya segera menelephone pemilik kos, yang ternyata jadi kebingungan karena di saat bersamaan, ada dua orang menelephone, keduanya mengaku sudah deal dengan Pak penjaga kos dan minta nomor rekening. 

Akhirnya saya berikan handphone saya kepada Pak penjaga kos agar pemilik kos berbicara sendiri, dan Pak penjaga kos membenarkan bahwa sayalah yang berhak mendapatkan kamar kosong tersebut. Akhirnya pemilik kos memberikan nomor rekeningnya, dan saya langsung mentransfer uang, sejumlah yang sudah disepakati yaitu satu juta rupiah.

Betapa legaaa rasanya sudah mendapatkan tempat kos untuk putra saya, satu urusan sudah selesai, tinggal memikirkan urusan yang lainnya, seperti membeli perlengkapan anak kos yang tidak disediakan di rumah kos tersebut, seperti air galon untuk minum, sapu, alat pel, dan kipas angin.

Setelah itu, di luar rumah kos, kami masih melihat ada beberapa yang masih mencari-cari tempat kos, dan kami yakin, mereka pun punya kesulitan yang sama dengan saya.

Jadi, dari apa yang saya alami dalam rangka hunting tempat kos ini, saya mempunyai beberapa catatan yang saya garis bawahi, yaitu sebagai berikut:

  • Mencari kos dadakan akan mnyulitkan mendapatkan tempat kos dengan segera dan tidak punya waktu yang cukup untuk bisa memilih, baik lokasi, harga, kenyamanan, dan sebagainya. Mencari kos dadakan ini artinya sudah  mepet ke jadwal masuk kuliah (kira-kira seminggu sebelumnya), baru kita berangkat mencari tempat kos. Biasanya, mencari dadakan ini alasannya adalah karena, jika mencari tempat kosnya dilakukan jauh-jauh hari,  mengaharuskan kembali dua kali, yang pertama khusus untuk mencari tempat kos, yang kedua untuk memulai kuliah atau ospek. Sementara, jarak antara mencari tempat kos dan jadwal kuliah dimulai itu, durasinya cukup lama, yaitu sekitar 5 bulan. Maih lama bukan?  Jadi supaya hemat waktu  ongkos, dipilihlah jadwal mencari kosnya yang dadakan ini. Jadi, sekali jalan, selain memang harus segera memulai kuliah, juga harus mencari tempat kos terlebih dahulu. Risikonya, kita akan berebut dengan para pencari kos yang lainnya, karena di bulan kuliah akan dimulai, seluruh mahasiswa dari luar kota, akan sama-sama juga mencari tempat kos, baik yang lolos dari jalur SNBP, jalur SNBT, dan jalur mandiri, belum lagi ditambah faktor lain, bahwa yang mencari tempat kos itu juga dari berbagai perguruan tinggi  yang lain yang juga berdekatan lokasinya, terbayang kan, kalau di wilayah yang sama, ada 4 atau 5 perguruan tinggi baik negeri atau swasta, betapa berebutnya para mahasiswa baru itu untuk bisa mendaptkan tempat kos. Mereka berebut bukan hanya dengan teman-teman satu kampus, tapi dengan kampus tetangga, kampus sebelah, bahkan dengan para karyawan dan karyawati.
  • Mencari kos mahasiswa putra atau campur putra dan putri jauh lebih sulit. Rupanya, para pemilik kos, lebih merasa nyaman dan aman untuk membuka tempt kos khusus putri. Alasannya anak laki-laki suka jorok, suka membawa teman-temannya nongkrong atau belajar bersama di kosan, akibatnya membuat suasana menjadi berisik, dan banyak juga membuat pelanggaran-pelanggaran yang lainnya.  Sementara, anak perempuan kebalikannya, lebih bersih, tertib, dan patuh dengan peraturan. Meskipun begitu, sebenarnya semua itu, kembali lagi ke kepribadian masing-masing anak, tidak semua anak-laki seperti yang  digambarkan di atas, begitu pun dengan anak-anak perempuannya.
  • Mencari tempat kos melalui aplikasi pencari kos, memang lebih simple, tapi apa yang kita lihat di aplikasi belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Untuk pemilik kos, tentu saja, gambar, foto atau video yang ditampilkan di aplikasi sudah dipilih dulu foto atau video yang bagus, padahal aslinya bisa berbeda bahkan mengecewakan, jadi melihat tempat kos dan survey langsung akan menjdi pilihan yang lebih baik.
  • Seandainya waktu yang dimiliki sudah tidak memungkinkan lagi untuk melakukan dan melanjutkan pencarian, semisal karean orang tua harus segera kembali ke kota asal, tidak ada pilihan lain kecuali untuk mengambil tempat kos yang ada dulu, sedapatnya saja, asal tidak buruk-buruk amat, atau tidak mahal-mahal amat. Cukup menganbil buat satu bulan saja. Dalam satu bulan itu, sambil kuliah, si mahasiswa bisa sekalian nyambi mencari tempat kos yang sesuai harapan.
  • Rata-rata, harga kos di Kota Surabaya dengan kondisi sedang-sedang saja, kisaran harganya dari mulai Rp 1.000.000 sd. Rp 1.500.000 (di luar listrik, yang biasanya setiap kamar punya listrik token masing-masing), dengan fasilitas: kamar mandi dalam, AC, tempat tidur, lemari, free WIFI, tempat parkir kondaraan roda dua (bisa ada yang memiliki dapur dan ruang tamu bersama, bisa juga tidak). Harga di bawah satu juta pun banyak, tapi tentu saja, dengan fasilitas minim, tidak ada kamar mandi di dalam (kamar mandi di luar untuk dipakai bersama-sama), tidak ada AC, sempit, biasanya harga di luar listrik juga. Nah, sebaliknya untuk harga kos-kosan di atas Rp 2.000.000 pun banyak, biasanya yang seperti ini sudah dikategorikan tempat kos ekslusif. Fasilitas lengkap, dari mulai kamar mandi dalam, ruang kamar yang cukup luas dengan perabotan lengkap, AC, free WIFI, ada penjaga kos, ada petugas kebersihan, ada ruang tamu dan dapur bersama, ada tempat parkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Dan biasanya ada di lokasi strategis, dekat ke mana-mana.
  • Surabaya Selatan, khususnya Ketintang adalah wilayah banjir, meskipun bukan banjir yang tinggi dan biasnya juga banjir yang akan segera surut. Banjir ini pun terjadi kalau volume hujannya sangat besar dan curah hujan sedang tinggi, biasanya di saat puncak-puncaknya musim hujan. Kalau hanya hujan biasa-biasa saja sih, tidak terjadi banjir. Dan  juga, tidak semuanya kena banjir, ada beberapa yang masih aman.  Jadi sebaiknya harus diperhatikan  juga, apakah tempat kos yang kita pilih itu ada di wilayah yang suka kena banjir atau tidak.

Seperti itulah pengalaman saya berburu tempat kos buat putra saya, di pertengahan tahun 2022 di daerah Ketintang Surabaya Selatan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun