Mohon tunggu...
NENI RATNA YULIANI
NENI RATNA YULIANI Mohon Tunggu... Administrasi - Membaca Dan Menulis Adalah Dua Sejoli

Saya, seorang ibu rumah tangga biasa yang juga seorang ibu bekerja, yang suka banyak hal untuk dikerjakan. Saya suka menulis, meskipun hanya sebatas untuk disimpan sendiri sebagai catatan pribadi atau bisa disebut sebagai diary sehari-hari saya. Saya suka membaca, apa saja. Dari mulai novel, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Menyanyi pun saya suka, tapi hanya sebatas menyanyi di rumah, tidak untuk tampil di depan umum. Memasak pun saya suka, tapi juga sebatas untuk makanan biasa yang tidak memerlukan perlengkapan lengkap. Yang paling terkini yang masih saya lakukan adalah berkebun, menanam dan merawat tanaman hias. Saya juga senang bermedsos. Saya punya akun Facebook, Instagram, Twitter, dan bahkan punya channel Youtube, di mana saya bisa mengunggah video dari kegiatan saya berkebun dan merawat tanaman hias. Sisanya, saya suka nonton film. Saya suka film apa saja, tetapi saya paling suka dengan film drama, film detektif, dan film biografi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seleksi Masuk PTN Berubah, Lulusan SMA 2022 Jadi Angkatan Terakhir Daftar melalui LTMPT

12 September 2022   15:05 Diperbarui: 12 September 2022   15:26 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada hari Kamis  (08/09/2022), merilis peraturan terbaru mengenai pelaksanaan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk tahun 2023. Saya menonton pernyataan Mas Menteri Nadiem Makarin di kanal Youtube Kemendikbud bertajuk Merdeka Belajar episode 22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Berdasarkan hasil pemahaman saya sebagai seorang awam dan seorang ibu dari seorang putra yang baru saja mendaftar di PTN ditahun 2022 ini, banyak perubahan signifikan dari perubahan  tata cara seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang akan mulai berlaku tahun depan tersebut.

Sebagai kelanjutan dari peraturan baru tersebut, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT) yang sejak tahun 2019 merupakan lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi negeri bagi para calon mahasiswa baru, pada tahun 2023 mendatang, tidak akan lagi menjadi penyelenggara seleksi masuk PTN.  Tes selanjutnya akan dikoordinasi oleh UPT Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) pada Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek.

Kalau saya bandingkan antara peraturan baru dengan peraturan lama, untuk peraturan lama tersebut, saya lumayan banyak tahu, karena kebetulan, putra saya sendiri, adalah siswa yang terjaring diterima masuk di PTN melalui salah satu jalur masuk yang ada, yaitu jalur SNMPTN tahun 2022.  Dan artinya, putra saya beserta seluruh siswa-siswi seluruh Indonesia lulusan SMA tahun 2022 akan menjadi angkatan terakhir  yang ikut melaksanakan seleksi masuk PTN melalui LTMPT tersebut.

Pengalaman saya yang ikut berjuang di garis belakang mendampingi putra saya mendaftar di PTN tahun pendaftaran 2022, adalah sebagai berikut:

Setelah semester 5 (kelas XII semester ganjil) berakhir, pihak sekolah bersiap untuk menyeleksi siswa siswi terbaiknya untuk melaju di jalur undangan atau yang disebut jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri). Jumlah kelas XII di SMA Negeri tempat putra saya bersekolah, berjumlah 11 kelas, yang terdiri dari 5 kelas jurusan MIPA, dan 6 kelas jurusan IPS. Putra saya sendiri ada si jurusan IPS. Jumlah rata-rata murid per masing-masing kelas berjumlah 40 orang. Dengan total keseluruhan kelas XII berjumlah 440 siswa.

Dengan kuota 40 persen dari total 440 siswa tersebut, berarti pihak sekolah hanya akan bisa memilih siswa eligible sebanyak 176 siswa saja. Siswa eligible artinya siswa yang memenuhi syarat nilai yang diambil dari nilai rapor dari semester 1 sampai dengan semester 5, dengan peraturan nilai dari semester ke semester harus meningkat, setidaknya grafik mendatar, tetapi tidak boleh sebaliknya yatitu mengalami penurunan. Ada pun nilai yang diambil, hanya 6 mata pelajaran saja dan berbeda antara jurusan MIPA dan jurusan IPS. Mata pelajaran yang diambil di jurusan MIPA adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi dan Kimia. Sementara untuk jurusan IPS, mata pelajaran yang diambil adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.

Rata-rata, siswa eligible yang terjaring dari tiap kelas, jumlahnya 10 orang, tetapi tidak mesti yang masuk dalam ranking 10 besar, karena seperti yang dijelaskan di atas, ada peraturan keharusan kekonsistenan dari siswa yang bersangkutan dalam mempertahankan nilai dari kelas X sampai kelas XII semester 5. Bisa saja, ada siswa di semester 5, meraih ranking 10 besar, tetapi nilai ke 6 mapel dari mulai semester 1 sampai dengan semester 5 tidak konsisten bahkan setelah diakumulasikan, bisa dikalahkan oleh anak yang meraih ranking kelas di ats 10, tetapi nilai akumulasi ke 6 mata pelajarannya lebih besar dibanding anak yang ranking 10 besar tadi. Apalagi kalau ditambah bahwa anak yang bersangkutan mempunyai prestasi-presatasi lain selain prestasi akademis, yang bisa dibuktikan dengan piagam penghargaan atau sertifikat-sertifikat kejuaraan seperti di bidang seni, olah raga, bahasa, organisasi, sertifikat tahfiz Al-quran, dan sebagainya, yang juga paling rendah harus sudah di tingkat kabupaten/kotamadya.

Singkat cerita, putra saya terpilih sebagai siswa eligible dari kelasnya beserta ke-12 temannya yang lain, dan total  siswa dari kelasnya putra saya, berjumlah 13 orang. Setelah nama-nama dan jumlah siswa eligible dari keseluruhan kelas diumumkan oleh pihak sekolah, pihak sekolah akan mengisi data sekolah, nama siswa dan nilai siswa di pangkalan data di PDSS (pangkalan data sekolah dan siswa yang terhubung dengan laman LTMPT tersebut).

Selanjutnya, para siswa akan mulai mendaftar di laman LTMPT, dengan terlebih dahulu, harus membuat akun, dan kemudian mendapatkan password. Ketika pendaftaran serentak dibuka, para siswa akan login ke laman LTPMT dengan akun dan password masing-masing, memilih PTN tujuan, dengan hanya diperbolehkan memilih 2 PTN saja, bahkan untuk plihan kedua, hanya diperbolehkan memilih PTN yang berada di provinsi asal siswa tersebut. Contohnya putra saya, asal sekolahnya dari Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, pilihan PTN pertama, boleh PTN mana saja di seluruh Indonesia, tetapi PTN pilihan kedua, hanya ada UNTIRTA (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Universitas Syarif  Hidayatullah  atau yang juga dikenal dengan nama UIN Jakarta meskipun secara alamat berada di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, tetapi rupanya UIN Jakarta tersebut, merupakan milik Provinsi DKI Jakarta yang karenanya putra saya tidak bisa memilih UIN Jakarta tersebut sebagai PTN tujuan pilihan kedua.

Dan akhirnya, saya salah satu Mama dari sekian banyak Mama yang berbahagia yang anaknya diterima di PTN melalui jalur undangan SNMPTN. Di tahun-tahun sebelum 2022, ketika putra saya masih duduk di bangku kelas X dan kelas XI, saya hanya bisa menyaksikan dan ikut baper ketika para orang tua ramai meluapkan dan mengungkapkan rasa syukurnya, rasa bangganya, rasa haru serta rasa bahagianya di medsos, ketika hari pengumuman SNMPTN itu tiba, dan putra-putri mereka ada di jajaran siswa/siswi yang lolos diterima. Dalam hati, saya punya harapan besar, bahwa kelak, putra saya pun sama dengan mereka, semoga bisa lolos PTN melalui jalur istimewa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun