Mohon tunggu...
Winda Alyana
Winda Alyana Mohon Tunggu... -

Sesederhana yang kau pikirkan :)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru SD Jaman Sekarang...

23 September 2012   10:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:52 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13483946951463528431

Jadi Guru jaman dulu katanya gampang, ya. Katanya, lho. Berbekal ijazah  SPG (Sekolah Pendidikan Guru) atau SGO (Sekolah Guru Olahraga), sudah bisa jadi guru. Tunggu beberapa (belas/puluh) tahun, baru jadi PNS. Kurang lebih itulah cerita yang saya dapat dari Tante saya yang sudah sekitar 30 tahun menjadi guru SD di desa. Dulu, hidup jadi guru susahnya ampun-ampunan. Sekarang, rumahnya saja tingkat 2, besar, dan duitnya banyak. Meskipun dia bilang ini semua berbekal pinjaman ke Bank dengan menggadaikan SK pengangkatan PNS. Itu cerita beliau, lho, yaaa..... Lalu, bagaimana dengan tugasnya menjadi guru? Sama sulitnya kah dengan mengarungi hidup penuh kesulitan ekonomi ---dari guru honorer yang cuma bisa bawa pulang uang beberapa puluh ribu saja dan hidup di desa, berbanding dengan keadaannya sekarang? Kalau menurut cerita Tante saya, sih, tugas guru SD sekian puluh tahun lalu jauh lebih mudah dibanding guru SD jaman sekarang. Istilahnya, guru mengajar, murid diajar dan menurut. Sudah, beres. Tak banyak bantah, meskipun ada satu dua murid bandel yang justru jadi bumbu pekerjaan ketika itu. Sekarang? Teknologi Informasi menjadi bekal para Guru untuk mengajar. Semua serba maju, semua serba tak boleh tertinggal. Mau tinggal di desa kek, tinggal di pedalaman kek, apalagi tinggal di Kota. Bangunan sekolahnya seperti apapun, tak jadi soal. Tante saya bilang, jaman dulu kalau mau mengajar bisa main dadak-dadakan, tak perlu persiapan. Datang ke sekolah, masuk kelas, murid berdoa, murid memberi salam, guru bertanya "ada PR atau tidak?", menilai PR kalau ada, masuk ke materi yang tak jauh dari Matematika-Bahasa Indonesia-IPA-IPS-Agama-PMP (dulu namanya PMP, lalu PPKn, dan Pkn), guru memberi tugas, guru menilai tugas, guru memberi PR di rumah, lalu masuk ke pelajaran lain. Begitu seterusnya. Sederhana, tapi tak jadi masalah bagi murid-murid SD angkatan puluhan tahun lalu, ya. Toh, tetap bisa jadi Presiden sekalipun kalau pintar belajar dan cari peluang di masa-masa berikutnya. Sekarang? Serba penuh persiapan. Minimal malam sebelumnya Bapak/Ibu Guru harus sudah punya skenario pengajaran untuk hari esok. Lengkap dengan media penyampaian materi, entah itu dengan gambar, video pendek, lagu, atau apapun yang berbau multimedia. Pengetahuan harus up date dan up grade terus, tak boleh kalah dengan murid kian hari kian kritis. Guru sekarang tak boleh jalan di tempat. Entah itu mengajar di SD, SMP atau SMU/SMK. Mau junior apalagi senior, sama-sama punya kewajiban memberikan pengetahuan kepada murid dengan sebaik mungkin. Meskipun tidak 100% bisa terlaksana karena terjegal kendala ini-itu, guru jaman sekarang harus terpacu untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar dan berceramah di kelas. Apalagi sudah banyak sekolah yang mendapatkan bantuan yang tak kecil nilainya dari Pemerintah maupun swasta walaupun belum merata di seluruh Indonesia. Jaman dulu guru masuk kelas hanya menenteng Daftar Nilai dan Daftar Kelas, jaman sekarang ada tambahan lain, guru mendekap laptop dan menyiapkan proyektor untuk membuat murid-murid hari ini tambah pintar. Hm, idealnya, sih, begitu, ya. Kenyataannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun