“Kami bersahabat sejak kecil. Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui ‘sahabat’, makan kata itulah kami. Berbagi cerita, berbagi rahasia. Bahkan, tanpa disadarai, kami pun membagi cinta. Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki? Pecayalah, ini lebih buruk dari sekedar patah hati. Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami.”
[caption id="attachment_234312" align="alignleft" width="369" caption="googleimages"][/caption]
Begitulah kira - kira yang tertulis di bagian belakang sampul novel pillow talk- nya Christian simamora. novel bergenre dewasa yang berisi rasa cinta dua orang sahabat , namun keduanya saling berusaha menepis satu sama lain. Ide ceritanya memang cukup sederhana, tak bertele - tele, namun si christian simamora berhasil mengemasnya dengan cantik sehingga tak lagi terasa crunchy dan lumer begitu saja.
Saking ringannya, saya cukup menghabiskan dua kali sore untuk menamatkannya sampai tandas. Gara- gara penasaran, lebih tepatnya begitu. Tokoh emily, si gadis yang berfikiran sangat terbuka (termasuk dalam hubungan personalnya), memiliki usaha butik online, lulus dengan IPK 3.77, berpacaran dengan seorang laki- laki sangat dewasa menjelang 40an (emi tak pernah suka pacarnya di sebut "tua"). Bersahabat dengan Joshua, atau biasa dipanggil Jo sejak mereka masih sama - sama ingusan, bertetangga, dan sama - sama tinggal mandiri di jakarta. Emi dan Jo bagai sepasang sepatu, dimana ada emi maka disitulah akan ada Jo, begitupun sebaliknya.
Membaca lembar demi lembar novel ini diwarnai sensasi gregetan melihat tingkahnya Emy ketika dia menyembunyikan rasa cintanya kepada Jo, dan juga gigit bibir waktu melihat Jo masih saja menelantarkan pacar-pacarnya demi Emy. Kisahnya memang mudah ditebak, suatu hari mereka mengakui bahwa sejak lama mereka telah saling jatuh cinta. Atas alasan persahabatan lah selama ini mereka berdua saling mengingkari.
Novel terbitan gagasmedia setebal 459 halaman ini, semakin terasa atraktif dengan selipan - selipan lirik lagu yang catchy di setiap awal bab. dari segi bahasa dan penceritaan, lumayanlah. dijamin tidak akan bikin bosan. Soal banyaknya kutipan - kutipan adegan yang akan membuat anda berfantasi liar, novel ini tetap tak bisa disamakan dengan novel stensilan. sebab banyak penggunaan istilah - istilah yang sedikit seksi dan penulisnya cukup cerdik menempatkan kata per kata sehingga ke seksi-an nya tak terasa "menjijik"kan di otak. Saya sih menyarankan buku ini baru boleh dibaca bagi mereka yang berumur di atas 25 tahun. hehehe...
Yang pasti seperti apa kata Guru ngaji saya dulu, ambil yang baik, dan tinggalkan yang buruk. begitu pula saat anda membaca novel ini. jangan ditiru soal gaya hidup bebas emy, contoh saja etos kerjanya yang tak pantang menyerah dan rasa setia kawannya yang tinggi. karena emi cukup pandai menerapkan motto work hard, play hard dalam hidupnya.
O ya, untuk ukuran seorang pria, christian simamora ternyata fashion sense-nya lebih hebat dari saya yang wanita. lihat saja caranya mendeskripsikan soal giorgio armani hingga gucci bag keluaran terbaru.ahhh... bikin mupeng saja...
so, selamat membaca dan salut buat mas christian simamora..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI