Mohon tunggu...
Tine Kustiane
Tine Kustiane Mohon Tunggu... -

Anda adalah apa yang anda pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tua Pasti, Dewasa Pilihan

21 Mei 2014   18:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi pribadi menyenangkan tentu harapan semua orang, pribadi yang selalu nyaman ketika orang berada didekatnya, selalu ada ketika orang membutuhkan tempat untuk bersandar, tidak selalu menyalahkan ketika orang itu bersalah dan bijak dalam menyimpulkan sesuatu. Ya semua itu ada pada pribadi yang berkarakter serta berwibawa.

Kedewasaan seseorang menurut gue bukan karena faktor usia, banyak saya jumpai orang di usia muda namun telah berpikir dewasa dalam setiap keputusan yang diambilnya. Seseorang yang berpikir dewasa tidak lepas dari faktor lingkungan, misalnya ketika seseorang menjadi tumpuan keluarganya yang memaksa dia berpikir untuk tidak memikirkan diri sendiri hingga selalu berpikir panjang ketika memutuskan sesuatu hal.

Ada contoh kasus seperti tetangga gue, pasangan yang telah mempunyai satu anak ini selalu cekcok dalam rumah tangganya. Istrinya yang selalu minta pengertian agar mau berbagi tugas rumah tangganya dan keiinginan si istri untuk tidak selalu melibatkan pihak ketiga (orangtua/saudara) ketika terbentur oleh masalah rumah tangga.

Akan tetapi suaminya selalu tidak mengindahkan perkataan istrinya, dia suka begadang hingga larut menghabiskan waktu istrirahatnya dengan menonton televisi padahal pagi harinya harus beraktivas untuk bekerja dan yang lebih parah lagi ketika suaminya selalu mengadukan hal-hal sepele keepada orang tuanya, misalnya istrinya begini dan begitu.

Gue yang mendengarkan curhatan tetangga (istrinya) hanya bisa mengangguk-ngangguk karena gue tidak berani masuk wilayah mereka dan sebagai orang luar kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah kecuali kalau dua-duanya bersamaan curhat (dibarengin) jadikan bisa sambil sharing tuh, bener gak? Hehee..

Cerita tetangga gue ini menurut gue tidak adanya faktor kedewasaan berpikir seseorang, sudah memiliki anak tapi pikiran tetap saja kanak-kanak dan masih selalu ngetek sama ortu nya. Untuk itu sebagai orang tua sudah seharusnya mendidik anak untuk mandiri mulai sejak dini, hal ini diharapkan untuk menjadikan anak yang bertanggung jawab dalam hal apapun.

Sudah terbukti kan kedewasaan seseorang tidak bisa di ukur oleh faktor usia, karena tua itu pasti dan dewasa adalah pilihan. Memilih sikap untuk dewasa bukan berarti harus dewasa sebelum waktunya, tetapi arti dewasa disini adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah apapun tidak harus untuk masalah rumah tangga akan tetapi misalnya memahami tanggung jawab seorang anak ataupun sebagai kakak/adik dengan memahami harus bagaimana menyikapinya.

Jika kita melihat anak-anak yang masih muda tetapi pola pikirnya terarah dan masuk akal tentu kita senang berada didekatnya. Karakter kepribadian yang menunjukkan kedewasaan seseorang bisa terhindar dari salah kaprah dalam memilih keputusan dan selalu berhati-hati dalam bertindak. So jadilah pribadi yang menyenangkan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun