Tidak semua (Pembantu Rumah Tangga) PRT mempunyai perilaku yang tidak baik dan tidak punya etika, mungkin banyak dari pembaca yang mempunyai PRT yang loyal dengan pekerjaannya dan bersifat baik dan punya etika. Seperti contoh kasus yang terjadi di lingkungan kompleks saya. Sang majikan adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang mempunyai bisnis rumahan.
Dia memiliki 6 org untuk bantu2 di rumahnya, terdiri dari 3 pria dan 3 wanita. Sedangkan yang pria bertugas untuk delivery dan yg wanita bertugas mengerjakan urusan yang berhubungan dengan rumah tangga. Sang majikan wanita mungkin bertugas memantau dan mengatur pemasukan dan pengeluaran bisnis rumahannya.
Mengasuh anak juga dia serahkan sama PRT, yang saya sayangkan mengapa mengasuh anak saja tidak sempat, padahal dia ada di rumah setiap hari dan mungkin tidak terlalu sibuk karena sudah punya 6 org yang membantu. Saya sering melihat anak tersebut sering menangis dan kurang perawatan, padahal dia org berada. Para pembantunya juga sering pada bertingkah sehingga menimbulkan ketidak nyamanan tetangga yang berada dekat rumah majikannya, misalnya dengan sering nongkrong dan becicilan dengan nada seolah berada di hutan layaknya Tarzan...auoooo....hahaaa..
Yang bikin saya heran lagi, sang majikan tidak mau menegur para PRT nya, seolah-olah ada kekompakan antara majikan dan PRT. Anak-anaknya disekolahkan di sekolah yang favorit, anaknya cukup cerdas tapi sayang kalau dibiarkan mengikuti kelakuan para PRT nya. Anak-anak majikannya dijadikan media penyalur sindiran. Menurut anda PRT macam apa ini?? PRT yang tidak bisa menempatkan diri dan tidak bisa menghargai tetangga majikannya.
Peran sebagai majikan juga menurut saya harus bertanggung jawab karena menyangkut kredibilitas seorang warga yang faham akan etika bertetangga. Menegur dan mengingatkan PRT agar bisa beradaptasi dgn lingkungan majikan jangan sampe mengganggu kenyamanan tetangga sekitar itu merupakan hak majikan. Dari keenam pekerjanya itu tak satupun yang saling menyadarkan satu sama lain, mereka bertingkah seolah2 majikannya yang merasa kaya di kompleks itu, entah karena mereka merasa berkomplot sehingga mereka berani. Dan parahnya lagi si majikan tidak peka terhadap masalah PRT yg sudah bikin resah tetangganya.
Dari kejadian tersebut saya berkesimpulan, saya bukan tidak setuju menyerahkan hak asuh pada PRT, itu tidak salah karena itu salah satu tugasnya membantu, namun yang perlu kita perhatikan juga jangan sampai anak kita jatuh kepada didikan yang salah, karena tumbuh kembang anak dimulai dari lingkungannya. Percuma dong sekolah di tempat yang mahal jika pulang ke rumah di asuh sama yang tidak faham etika dan sopan santun.
Bukan saya merendahkan PRT, seperti yang telah saya sebutkan diatas tidak semua PRT tidak bagus, namun namanya juga manusia ada positif dan negatifnya, tapi kalau tindakannya sudah di luar batas, PRT tidak tahu diri itu namanya. PRT itu pekerjaan yang mulia, namun harus dimbangi dengan perilaku yang pantas juga. Semoga kita lebih cermat dan teliti sebelum menentukan pilihan untuk memilih partner kerja kita dirumah khususnya pilihan untuk mengasuh anak. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H