Mohon tunggu...
Neng Sumiyati
Neng Sumiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora, Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

جرب ولاحظ تكن عارفا

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Kita Saat Ini, Itu Mimpi Mereka

5 November 2023   21:55 Diperbarui: 5 November 2023   22:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua pekan ini, saya berjalan dengan tertatih. Karena sebagian dari jari kaki kanan terus mengeluarkan darah apabila bergesekan dengan material apapun. Setiap kali saya akan melaksanakan shalat atau sehabis mandi, pasti ada desis perih yang keluar dari bibir saya. Setiap kali saya melihat jari kaki yang terluka, ada rasa ngeri yang luar biasa. Dan hari ini ketika saya menulis, Alhamdulillah dalam tahap membaik.

Oh ya ada satu malam dimana netra saya terjaga hingga menjelang subuh. Rasa perih, bosan terus melingkupi relung saya saat itu. Handphone menjadi pengobat jenuh dikala halaman dari buku yang saya baca sudah usai. Video pertama yang muncul diberanda social media saya adalah tentang mimpi anak-anak palestina yang sedang diwawancarai. Dari sekian jawaban yang memimpikan menjadi dokter, insinyur dan lain-lainnya. Saya terharu dengan jawaban dari salah satu anak bahwa yang dia impikan adalah hidup aman, ketenangan, kebebasan dan hidup tanpa kekerasan.

Mungkin apa yang diimpikan oleh bocah tersebut sangat amat sederhana bagi kita saat ini. Tapi lagi-lagi ini mereka. Yang hidupnya terjajah, yang malamnya penuh gegap letupan, yang tidurnya beralaskan bumi, yang mana semua murid di tahun ajaran ini selesai karena mereka wafat. Dan yang berbicara dalam video tersebut adalah sekian dari beberapa bocah yang mencoba bangkit, meski batin runtuh tiada tara.

Lalu saya kaitkan dengan rangkaian kejadian dalam hidup saya selama dua pekan ini. Yang mana hari-hari tersebut dipenuhi amarah, bosan dan sakit karena tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan ya perbandingan hidup saya dengan mereka sangat amat jauh berbeda tentunya. Dan betapa tidak bersyukurnya saya hari ini atau mungkita semua juga. Perih yang saya alami tidak sekelam mereka yang kehilangan orang tua, telinga yang dipenuhi suara letupan bom tiap saat, belum lagi luka batin dibalik tatapan pasrah mereka terhadap sang maha kuasa.

Mari nikmati keadaan hidup kita saat ini, susah maupun senang, patah maupun bahagia. Karena tiap manusia ada masanya untuk menghadapi atau menikmati itu semua. Dan lagi hidup tak akan berwarna tanpa usaha nyata. Apa yang kita alami saat ini, tidak sekeji kehidupan mereka yang luluh lantah. Namun tetap bertahan di tanah yang mereka perjuangkan. Berdiri berhadapan dengan segala hiruk pikuk serangan nyata dan kenyataan yang memilukan tiap waktunya.

Jadi mari kibarkan semangat kita atas nama kemanusiaan untuk membela palestina. Tutup mata dan telinga dari orang-orang yang masih berkata " emang ngaruh?" " gak ngurus negara sendiri dulu?" " Hidup sendiri aja udah susah " dan komentar-komentar yang lainnya. Usaha kita saat ini, suara kita saat ini meski dianggap sampah, tak berguna dan lain sebagainya, tapi karena berpegangan erat dengan manusia lainnya, maka dengan yakin pasti akan menuai hasil.

Hidup kita saat ini, itu mimpi mereka yang juga sama-sama manusia. Yang membutuhkan atap untuk berlindung dan rumah yang penuh keadilan. Bukan jeritan tangis histeris, bukan juga malam yang mencekam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun