Serial "Mata" yang disuguhkan oleh Okky Madasari menjadi karya yang sangat luar biasa, terlepas dari tokoh utama yang berperan penting untuk menahkodai dari tiga serial " Mata" yaitu Matara. Sosok anak perempuan yang secara tiba-tiba harus pergi meninggalkan hiruk pikuk kota metropolitan ke pulau Gapi, Tanah Melus dan ke daerah penuh lautan yaitu manusia laut.
Sekilas jika dilihat dari covernya mungkin ini hanya serial yang cocok untuk anak kecil saja, namun pada kenyataannya tidak. Dalam tiga serial ini, kita seperti dibawa ke dalam dimensi sosial, budaya, ekonomi, mitos, religi yang mana diramu dalam satu cakupan. Dikemas dengan alur yang sederhana, namun mampu menyajikan seluruh pesan yang ingin disampaikan penulis di dalamnya.
Ketika anda membaca serial " Mata dan Rahasia di Pulau Gapi " maka anda akan melihat serta mendapatkan beberapa kenyataan dibalik indahnya pemandangan gunung dan laut yang terlampir dalam mata uang seribu rupiah di negara kita. Begitu juga dengan beberapa pembangunan yang selalu menghiasi wilayah desa terpencil yang ada di negara kita, yang mana selalu mengatasnamankan moderisasi ataupun revolusi perencanaan untuk daerah terpencil. Pada serial ini, anda akan membaca dengan jelas ketika alam marah atas perilaku sesuka hati manusia yang mementingkan rapat kinerja di kantor penuh lampu tanpa mengindahkan dari kisah pendahulu serta larangannya dan kisah dari masing-masing perannya di berbagai daerah.
Ketika anda membaca serial " Mata di Tanah Melus" tentu akan merasa tersindir dari fakta perilaku sesuka hati yang dilakukan oleh para pendatangan baru di suatu tempat baik untuk penelitian ataupun liburan yang tidak memiliki rasa sopan terhadap tanah baru yang dipijakinya tersebut. Begitu juga dengan beberapa peraturan adat setempat yang kerap kali tidak diindahkan oleh pendatang baru. Maka dalam serial ini, kita akan dibawa pada dimensi budaya dan beberapa hal kecil yang selalu kita abaikan, namun nyatanya berakibat fatal.
Begitu juga dengan serial " Mata dan manusia laut" maka kita akan dihadapkan pada titik dimana keegoisan manusia dalam hidup serta perilaku sesuka hatinya dapat memutus rantai ketenangan mahluk hidup lainnya, begitu juga sikap dari beberapa manusia yang sering kali tidak mendengarkan petuah para tetua yang lebih paham akan keadaan alam yag dipijakinya.
Ketiga serial ini, bagi saya mampu menyentuh naluri dengan cara ajaibnya sendiri serta sudut pandang yang tidak terduga. Semoga kita bisa meneladani inti sari kebaikan apapun bahkan dari hal yang dianggap kecil. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca ketiga serial ini melalui platform yang legal dan terpercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H