Pertama, membangun komunikasi yang baik kepada anak agar anak dapat mudah mencurahkan isi hati kepada orang tua ketika ia mengalami sesuatu atau perundungan atau diskriminasi di luar dari lingkungan rumah.
Kedua, menjaga ketahanan dan keutuhan keluarga dengan mengedepankan pola pengasuhan positif: menjadi pendengar yang baik, sahabat anak, menyediakan waktu berkualitas bersama keluarga, mengenali pergaulan anak, beribadah bersama dan terus mengikuti perkembangan informasi teknologi.
Ketiga, pengetahuan perlindungan diri kepada anak dengan membekali ilmu bela diri pada anak. Tujuanya, melatih anak disiplin, membentuk mental dan jasmani yang kuat untuk membela diri anak dari ancaman kekerasan.

Keempat, maksimalkan peran sekolah dan melakukan komunikasi yang intens kepada guru. Sekolah tidak semata-mata menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga berfungsi sebagai kontrol sosial yang membantu assessment atau penilaian terhadap perilaku anak.
Sekolah juga diharapkan dapat menggagas aktivitas internal yang bersifat positif untuk memfasilitasi aktivitas orang tua siswa dan siswa atau membentuk petugas yang bertugas memantau kegiatan siswa selama di sekolah.
Di sisi lain, orang tua juga harus turut aktif melakukan komunikasi intens kepada guru yang dapat dipercaya dan dekat dengan anak-anak sebagai salah satu upaya pencegahan kasus kekerasan di lingkungan sekolah.
Kelima, segera laporkan kepada pihak berwajib. Jika memang telah terjadi kejahatan fisik, psikis, ataupun seksual, segera melaporkannya kepada pihak berwajib.
Tujuannya, agar pihak berwajib dapat segera melakukan tindakan lebih lanjut kepada tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi kembali. Untuk korban kekerasan sendiri harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga dan orang terdekat.
Saranathan Ramaswamy, Presiden Direktur P&G Indonesia, menegaskan, setiap anak, terlepas dari siapa mereka, apa latar belakang mereka dan di mana mereka tinggal, berhak mendapatkan akses kehidupan dan pendidikan yang aman, adil dan berkualitas untuk meraih cita-cita mereka.
Program 'We See Equal' sendiri sudah berjalan dari sejak 2018. Tahun ini masuk fase ketiga. Program ini hadir dan bergerak demi anak-anak Indonesia, khususnya para generasi penerus di Cianjur. Berjalannya program 'We See Equal' fase ketiga ini sejalan dengan semangat Hari Anak Nasional tahun ini.