Willy Jong yang juga pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta, menambahkan, untuk memulai bisnis apotek, setiap pengusaha apotek akan dihadapi sejumlah tantangan. Mulai dari permodalan, proses perijinan, pengadaan barang, pengelolaan operasional dan pemasaran ataupun promosi dari apotek itu sendiri termasuk  pencatatan stok barang.
"Dengan OLIN, pemilik apotek dapat mengelola tingkat persediaan mereka secara efisien, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok," jelasnya.
Aplikasi ini memiliki antarmuka pengguna yang intuitif, integrasi yang lancar dengan distributor dan platform merchant, catatan operasional yang dapat diandalkan, serta antarmuka satu layar untuk mengelola operasi apotek sehari-hari.
Misi OLIN adalah menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional apotek, yang bermanfaat bagi semua pihak terkait, termasuk pasien.
Ditargetkan aplikasi OLIN diaplikasikan oleh sebanyak-banyaknya apotek, termasuk toko obat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, Indonesia memiliki 30.199 apotek pada 2021. Melihat trennya dalam satu dekade terakhir, jumlah apotek di Indonesia cenderung meningkat.
Dari angka ini, setidaknya, di akhir tahun 2023 ada sebanyak 3000 apotek yang diharapkan bisa memanfaatkan aplikasi ini. Ia menyakini apotek-apotek ini akan mengalami kemajuan pesat setelah menggunakan aplikasi ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H