kakimu sekuat tenaga menendang
kepala yang kau anggap bola
ketika dia tengah takberdaya
sambil berhitung satu, dua, tiga
kau arahkan kembali kakimu
sambil berteriak "free kick"
sungguh sadis,
biadab!
tidak berperikemanusiaan
manusia tidak punya otak!
tidak punya hati nurani
gelap, semua gelap...!
kau bunuh norma-norma kehidupan
kau injak-injak rasa kemanusiaan
kau tikam nilai-nilai ajaran agama
kau bungkam dengan kesombonganmu
kau cekik dengan kepongahanmu
kini kau terjerembab oleh kehinaanmu
bagaikan daun yang dimakan belalang
lalu jatuh terpuruk dalam lumpur hitam
yang perlahan namun pasti kan tenggelam
dalam lautan masa belasan tahun
tapi mana tangisanmu?
aku tidak mendengarnya
mana penyesalanmu?
aku tidak melihatnya
mana ucapan maafmu?
kulihat bibirmu mengatup
langitpun merintih
menumpahkan lara
membasahi bumi
yang kian tandus
kering oleh angkara
dan matinya nurani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H