Acara selesai, kami kembali naik Bus Tranjakarta 7D. Tadinya, rencana kawan saya, turun di Terminal Kampung Rambutan lanjut naik angkot D112 (Depok - Kp Rambutan) atau T19 (Depok - TMII) tapi lebih seringnya hanya sampai Terminal Kp Rambutan.
"Kenapa kita tidak lanjut aja ke Stasiun Cawang, naik kereta, lebih cepat. Depok kan macet banget lagi ada penataan trotoar," kata saya.
"Oh bisa ya, kan itu bukan halte khusus, tapi terminal," katanya.
"Bisa. Kita nggak usah keluar dari bus. Gue waktu di Terminal Senen juga gitu. Gue tetap stay di dalam bus," kata saya.
Setelah bertanya ke petugas, nanti kami transit naik bus Transjakarta yang di depan. Tidak perlu ngetap lagi. Bilang saja habis naik dari bus Trans yang di belakang. Nanti ngetap out-nya saat turun di Stasiun Cawang.
"Oh begitu. Baiklah. Terima kasih," kata kami dengan senyum mengembang. Berartu irit lagi kan?
Sesampainya di Terminal Kampung Rambutan kami berganti bus Transjakarta tapi masih dengan nomor trayek yang sama. Ternyata ada lebih dari 3 bus Transjakarta dengan rute yang sama yang sedang "ngetem".
Mungkin, waktu saya di Terminal Senen, tidak ada lagi bus di depan dengan trayek yang sama. Itu sebabnya, saya tetap stay di dalam bus. Jika ada, mungkin saya juga diminta untuk berganti bus.
Selama perjalanan kami memperhatikan bus berhenti di halte mana saja. Jadi, jika nanti ada agenda atau ada keperluan di sekitaran sini, tidak perlu bertanya-tanya lagi. Tidak perlu pusing lagi memikirkan jarak yang jauh dan ongkos yang lumayan besar.
Sebelumnya, kalau mau ke TMII biasanya saya naik kereta turun di Stasiun Tanjung Barat, baru naik angkot T19 nanti nyambung angkot lagi atau naik ojek. Ribet kan? Belum macetnya.