Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan konferensi internasional bertema "Bandung- Belgrade-Havana in Global History and Perspective: What Dreams, What Challenges, What Projects, for a Global Future".
Jika diartikan konferensi internasional Bandung-Beograd-Havana dalam Kerangka Sejarah dan Pemikiran Global: Impian, Tantangan dan Perencanaan Masa Depan. Â Kegiatan diadakan di gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Ampera, Jakarta Selatan.
Konferensi internasional hasil kolaborasi dengan Universitas Padjadjaran, Universitas Udayana, Bandung Spirit Scholars dan Social Movement Activists, ini dilaksanakan secara berseri di kota Jakarta, Bandung, dan Bali.
Sesi pertama, Senin 7 November 2022, dilaksanakan di Jakarta dengan ANRI sebagai tuan rumah. Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Anas yang hadir secara online.
Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, juga turut menyampaikan pidato kebudayaan. Puteri Soekarno dan Fatmawati ini pun bertutur mengenai perjuangan sang Ayah dan kontribusinya pada perhelatan Konferensi Asia Afrika pada 67 tahun silam.
"Kalau kita ingat dari sejarah, di tempat inilah gerak solidaritas bangsa-bangsa Asia-Afrika menyatu. Para pemimpin bangsa dari 29 negara bertemu. Mereka memenuhi panggilan sejarahnya. Mereka berjuang untuk mewujudkan suatu tata dunia baru yang seharusnya bebas dari kolonialisme dan imperialisme," katanya secara virtual.
Megawati mengaku bangga dengan peran Soekarno dalam pertemuan dunia yang digelar di Bandung itu. Hal yang membuatnya kagum yaitu ketika Bung Karno berhasil mengajak Cina -- sekarang Republik Rakyat Tiongkok, untuk ikut di dalam Konferensi Asia-Afrika.
Ia ingat salah satu moment Soekarno yang mungkin tidak terekam oleh dokumentasi. Sejatinya Konferensi Asia Afrika hanya dikhususkan bagi negara-negara yang sudah merdeka. Sementara itu, ada negara lain yang belum merdeka, tapi ikut, maka akan menjadi peninjau.
Saat itu, salah satu negara Aljazair tidak terima dengan aturan itu lantaran ingin menjadi bagian dari Konferensi Asia Afrika. Mereka protes karena memang waktu itu Aljazair belum merdeka. Datang jauh-jauh kok hanya sebagai peninjau.
Mengetahui hal itu, Soekarno bukannya melarang tapi justru mencari jalan keluar untuk Aljazair agar bisa berpartisipasi. Soekarno lantas minta kertas di tempat kosong itu kan biasanya ada nama, lalu bendera.