Hari Minggu sejatinya hari leyeh-leyeh buat saya. Itu sebabnya, setelah mengikuti Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) Masjid Al Ihsan Permata Depok secara online, saya merebah di sofa.
Kaki dan badan saya bertumpu pada bantal sofa. Buka-buka pesan WA, nonton video, baca-baca berita, dengarkan musik, dan main games Candy Crush di handphone.
Saya biarkan piring kotor yang menumpuk di dapur belum saya jamah. Biasanya kan si Mbak, cuma kalau Minggu Mbak libur. Masa yang lain libur, saya tidak? hehehe...
Eh, lagi santai-santai anak saya minta dibuatkan sarapan. Menu sarapannya seperti hari kemarin, yaitu nasi goreng tumis. Jadi, hp pun saya taruh dan beranjak.
"Kakak mau yang kayak kemarin, Bund," pinta anak pertama saya yang biasa disapa Kakak Putik.
"Ok," kata saya.
Tapi saya pikir-pikir, kalau menunya seperti kemarin, berarti tidak ada yang baru dong. Sama saja. Tidak ada greget-gregetnya. Sepertinya saya perlu mencoba membuat menu yang lain, yang tentu saja berbeda dengan hari kemarin.
Saya pun periksa meja makan, ada tersisa 4 potong ikan kembung goreng. Periksa kulkas ada kol dan jagung. Periksa rice cooker, eh kebetulan banget nasinya tinggal sedikit. Mungkin sepiring penuh.
Ok, kali ini saya tidak akan bikin nasi goreng. Kan kemarin sudah bikin. Sebagai koki di rumah, menu nasi goreng hanya saya sajikan satu kali dalam seminggu. Biar tidak bosan saja.
Saya mau bikin nasi tumis saja. Jadi, daging ikan kembung disuwir-suwir. Kol diiris-iris dan jagung dipipil. Bikin deh bumbu tumisnya. Bumbunya juga sederhana, yang biasa digunakan.