Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Miris, Tragedi Kanjuruhan Telan Korban 33 Anak

5 Oktober 2022   10:20 Diperbarui: 5 Oktober 2022   10:42 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Bintang Puspayoga (Dok. Humas KemenPPPA)

Tragedi Kanjuruhan menyimpan duka dan luka mendalam. Terlebih tidak sedikit korban tragedi itu masih usia anak-anak dan perempuan. Air mata kesedihan masih belum kering. Lara begitu menusuk jantung.

Perjalanan mereka untuk meraih masa depan gemilang harus terhenti akibat tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu. Tidak terbayang saat mereka dalam keadaan meregang nyawa.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada 33 anak yang meninggal dalam tragedi.  Usia korban anak antara 3-17 tahun. Terdiri dari 8 anak perempuan dan 25 anak laki-laki. 

Angka itu belum termasuk jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat. Berapa pastinya masih terus dikonfirmasi. 

Berdasarkan data sementara korban insiden Kanjuruhan yang didapatkan dari Posko Postmortem Crisis Center Pemerintah Kabupaten Malang pada Selasa 4 Oktober 2022 Pukul 02.00 WIB, total korban meninggal dunia sebanyak 133 orang. 

Dengan rincian korban perempuan 42 orang, laki-laki 91 orang, dan di antaranya 37 orang anak dengan rentang usia 3-17 tahun, serta korban yang belum teridentifikasi usianya sebanyak 18 orang (Data sewaktu-waktu bisa berubah).

Sebagaimana kita ketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan, m berlangsung seusai pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam. 

Ini menjadi kerusuhan sepak bola paling mematikan di Indonesia. Tragedi Kanjuruhan juga menempati urutan ketiga paling mematikan di dunia setelah peristiwa yang terjadi di Lima, Peru, dan Ghana.

Terkait peristiwa tragis ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga menyatakan rasa keprihatinan dan bela sungkawa mendalam. 

Ia mendorong semua pihak untuk bersama menghadirkan stadion sepakbola yang ramah perempuan dan anak. Penyelenggara pertandingan juga harus bisa memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun